Kamis, 19 Oktober 2006
Samarinda, Kompas - Sekitar 300 bangunan rumah musnah dalam kebakaran hebat yang melanda Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (18/10) malam. Sejauh ini belum dilaporkan adanya korban jiwa dalam musibah tersebut.
Api mulai berkobar sekitar pukul 19.00 dan baru berhasil dikuasai pukul 10.30 Wita. Menurut Lurah Teluk Lerong Ulu Ny Yuyum Puspitaningrum, musibah itu menghanguskan hampir 300 rumah warga di RT XII hingga RT XVI. Akibatnya, 539 keluarga atau 1.406 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Menurut Yuyum, api diduga berasal dari rumah Ny Timah di Gang II RT XIII Jalan Laksda Slamet Riyadi, seorang perajin amplang, kerupuk khas Samarinda. Hingga tadi malam belum bisa diperkirakan berapa kerugian akibat musibah itu.
Kebakaran ini hanya sekitar 100 meter dari areal tangki penampungan bahan bakar minyak milik Unit Pemasaran VI Pertamina di tepi Sungai Mahakam. Deretan bangunan di sisi jalan ini merupakan kios-kios penjual amplang, sementara di belakangnya kawasan padat permukiman.
Pemadaman sulit dilakukan karena gang-gang di permukiman itu lebarnya hanya dua meter dan hanya bisa dilalui sepeda motor.
Mobil-mobil pemadam kebakaran dikerahkan tidak bisa langsung mendekati titik api. Sementara warga panik menyelamatkan harta benda mereka. Apalagi api muncul sesaat setelah buka puasa dan menjelang salat tarawih.
Warga yang kini bersiap-siap menyambut Lebaran menjadi histeris dan menangis karena harus menghadapi kenyataan kehilangan rumah dan harta mereka. Sebagian warga yang khawatir rumahnya turut terbakar berebut selang air dengan petugas pemadam kebakaran.
Orang-orang yang mendekat dan ingin menyaksikan peristiwa itu menjadi sasaran amarah warga yang panik. Bentakan dan makian keluar begitu saja di antara jerit tangis warga yang kehilangan rumah dan harta bendanya.
Jalan Laksda Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama di Samarinda terpaksa ditutup untuk melancarkan pemadaman. Kendaraan dialihkan melalui Jalan Meranti, ke Jalan Ulin, dan tembus ke Jalan P Antasari.
Karena jalan-jalan itu tidak selebar Slamet Riyadi, akibatnya terjadi kemacetan. Kendaraan hanya dapat bergerak sekitar 10 kilometer per jam. Kemacetan menjalar ke beberapa ruas jalan. (BRO)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment