Friday, November 10, 2006

Dua Bandara Masih Tutup

Jumat, 20 Oktober 2006
Jambi, Kompas - Dua bandar udara hingga kemarin, Kamis (19/10), masih ditutup, yaitu Bandara Sulthan Thaha Jambi dan Bandara Palangkaraya karena kondisi udara masih pekat. Jarak pandang di Bandara Sulthan Thaha tinggal 50 meter-150 meter. Sementara itu hujan buatan mulai dilakukan di Kalimantan Tengah.

Bandara di Jambi ditutup sejak Senin (16/10), sementara bandara di Palangkaraya sejak setengah bulan terakhir sudah ditutup. Di Palangkaraya selama 19 hari terakhir pengguna jalan harus menyalakan lampu. Jarak pandang tinggal sekitar 100 meter (m).

Kepala Bandara Sulthan Thaha Jambi M Basuki Mardianto mengatakan, "Kalau besok pagi, Jumat (20/10), cuaca cerah, jarak pandang mencukupi, dan aman untuk pendaratan pesawat, bandara saya buka."

Kewenangan menutup bandara oleh Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan diserahkan kepada kepala bandara setempat. Kemarin juga dilakukan doa meminta hujan. Disayangkan, penerbangan terganggu pada saat menjelang Lebaran yang biasanya mencapai peak season.

Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat kemarin gelap. "Hotspot yang terpantau satelit NOAA, Rabu (18/10), sebanyak 104 titik, seluruhnya di Kabupaten Muaro Jambi," ujar Kepala Kelompok Kerja Kehutanan Pusat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Pusdalkarhutla) Provinsi Jambi Gatot Moeryanto.

Kabut asap dari Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan telah menutupi kawasan Danau Toba dan wilayah Kabupaten Toba Samosir, jarak pandang kurang dari 1.000 m.

Di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, jarak pandang di bandara kurang dari 1.000 m, tetapi tidak mengganggu penerbangan.

Adapun di Bandara Supadio, Pontianak, kemarin sudah dibuka, bahkan dua pesawat Sriwijaya Air telah mendarat di sana dan rencananya juga Adam Air dan Batavia Air. Jarak pandang sekitar 1.000 m-1.200 m.

Sementara itu pembakaran lahan dan semak-semak di Bangka Tengah dan Bangka Selatan terus terjadi sehingga Pulau Bangka diselimuti kabut asap pekat.

Hujan buatan mulai

Kemarin, hujan buatan dimulai di atas wilayah Sampit, ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pangkalan Bun, ibu kota Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, setelah beberapa kali ditunda.

Pesawat helikopter dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia mulai menyebar garam ke dalam awan.

"Kami mendapat informasi ada hujan di sekitar Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara. Palangkaraya sebenarnya salah satu prioritas, tetapi penaburan garam belum dimungkinkan karena tidak ada awan potensial," tutur Komandan Komando Resort Militer 102/Panju Panjung, Kolonel (Art) Budi Rachmat.

Usaha lain yaitu mendatangkan pesawat dari Rusia yang akan mengambil air langsung dan kini menunggu data landasan.

"Sementara angkutan sungai dengan speedboat dari Palangkaraya ke Kuala Kurun (ibu kota Kabupaten Gunung Mas) yang terakhir pada pertengahan bulan Agustus 2006," ungkap Yosef, seorang motoris dermaga Flamboyan. Kualitas udara di Palangkaraya 19 hari terakhir dinyatakan berbahaya.(NAT/CAS/RYO/ECA/FRO)

No comments: