Thursday, November 23, 2006

Presiden Pantau Asap Kalteng

Rabu, 01 Nopember 2006 03:15:03
Banjarmasin, BPost
Upaya mengatasi serbuan kabut asap akibat terbakarnya lahan dan hutan di Kalimantan Tengah belum menampakkan hasil. Sebaliknya, kabut asap semakin menjadi-jadi dan telah melumpuhkan banyak sarana vital.

Salah satunya, Bandar Udara Tjilik Riwut. Bandara terbesar di Kalteng ini hingga kini masih lumpuh. Sejak awal Oktober lalu, bandara di Kota Palangka Raya, itu tidak bisa beroperasi melayani penerbangan.

Serbuan kabut asap ini juga memaksa Dinas Pendidikan setempat mengubah jadwal kegiatan belajar-mengajar siswa di semua tingkatan. Bahkan dinas pendidikan --baik disdik kota maupun kabupaten-- terpaksa meliburkan siswa nya.

"Jam belajar siswa dimundurkan dari jam yang berlaku pada hari-hari biasa. Siswa yang biasanya masuk pukul 07:00 WIB diundur masuk pukul 08:00 WIB," kata Kadisdikbud Kota Palangka Raya, Yudinantir.

Kondisi udara di Kalteng yang masih dalam status berbahaya, juga mengakibatkan meningkatnya jumlah angka penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Kondisi Kalteng yang semakin parah disaput kabut asap telah mendapat perhatian khusus pemerintah pusat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kabarnya terus memantau secara khusus.

"Presiden telah meminta agar segera dilakukan hujan buatan guna mengurangi kepekatan kabut asap di daerah kami," kata Agustin Teras Narang usai menghadiri perayaan HUT Bank Pembangunan Kalteng, Selasa (31/10), di Palangka Raya.

Kapan dilaksanakan hujan buatan, Teras tidak bisa memastikannya. Yang jelas daerahnya tetap kebagian hujan buatan karena sudah diprogramkan oleh pemerintah pusat.

Pemerintah beberapa kali menawarkan pemadaman dari udara dengan pesawat Ilusin yang disewa dari Rusia. Pesawat yang mampu membawa air dalam kapasitas besar itu diproyeksikan melakukan pemadaman dari udara untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Kalsel Gelap

Sementara sejumlah daerah di Kalimantan Selatan, sudah tiga hari terakhir gelap akibat balutan kabut asap. Intensitas serbuan kabut asap semakin menjadi-jadi pada Selasa (31/10), dimana hampir seharian Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura tak ditembus sinar matahari.

Tingginya intensitas serbuan kabut asap mengakibatkan terganggunya operasional Bandara Syamsuddin Noor. Dalam dua hari terakhir, sejumlah jadwal penerbangan pagi mengalami penundaan hingga beberapa jam.

Kepala Divisi Operasi dan Komersial PT Angkasa Pura I, Siswadi membenarnya terjadi sejumlah penundaan penerbangan. Penyebabnya pekatnya kabut asap akibat pembakaran lahan di sekitar wilayah Gambut dan beberapa kawasan di Banjarbaru.

Pesawat Wings Air tujuan Jakarta, Trigana Air tujuan Surabaya dan Batavia Air serta Garuda tujuan Jakarta, Senin, baru bisa berangkat di atas pukul 09.00.

Sementara pada Selasa (31/10) empat maskapai penerbangan tetap tak bisa tepat waktu memberangkatkan penumpanganya.

"Jarak pandang pagi hari di seputar bandara hanya 400 meter dan tidak memungkinkan untuk penerbangan," kata Siswadi.

Kasi Intel Kejari Banjarbaru, Pardiono yang menunggu kedatangan Kajati Kalsel Armansyah dari Jakarta mengatakan terjadi delay pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta tujuan Banjarmasin. Pesawat dijadwalkan landing pukul 12.20, tapi hingga pukul 14.00 pesawat belum juga datang

"Pesawat di-delay akibat pekatnya asap. Memang di sini (bandara) kabutnya pekat sekali," tutur Pardiono.

Kepala Cabang Swirijaya Air Banjarmasin, Parikesit mengakui terjadi delay selama satu jam pada Senin dan Selasa akibat jarak pandang di bandara Syamsudin Noor terhalang kabut asap.

Sementara Badan Metrologi dan Geofisika (BMG) Banjarbaru memprediksi hujan akan segera mengguyur bumi Kalsel awal atau pertengahan November ini.

Irman Sonjaya, seksi data dan informasi Stasiun Klimatologi Kelas I BMG kepada BPost, mengatakan, saat ini angin timur sudah mulai melemah, tapi angin barat memang belum begitu dominan. Jika angin barat yang membawa awan hujan sudah dominan, dipastikan akan masuk musim penghujan.

Asap Berbahaya

Sementara Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL PPM) Kalseltengtim di Banjarbaru, I Ketut Winasa menyatakan, udara pada hari Senin (30/10) telah masuk kategori berbahaya.

Berdasarkan pantauan instansinya, kadar Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU tercatat 341 yang termasuk kategori berbahaya. Pada Sabtu (21/10) tercatat 147 dengan kategori tidak sehat, dan Minggu (22/10) tercatat 161 kategori tidak sehat.

Pantauan kadar udara dilanjut setelah Lebaran. Hasilnya, pada hari Senin (30/10), berdasarkan pengujian di lab diketahui kadar ISPU meningkat menjadi 683, yang berarti masuk kategori berbahaya.

Menurut catatan BPost, gangguan kabut asap selama sebulan lebih telah meningkatkan penderita ISPA, terutama masyarakat di Gambut. Puskesmas setempat mencatat terjadi peningkatan penderita ISPA sebesar 25 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Banjarbaru, dr Diah Ratih Haris juga mencatat peningkatan jumlah penderita ISPA di Banjarbaru meski tidak terlalu signifikan. tur/sig/awj

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: