Jumat, 03 Nopember 2006 00:38:34
Hujan mulai turun
Pelaihari, BPost
Kerusakan hutan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam terus meluas. Kobaran api sampai sekarang dikabarkan terus membara di kawasan suaka alam tersebut.
Masih berlangsungnya kebakaran tersebut setidaknya terindikasi pada saputan asap tebal yang menyelimuti pegunungan di Dusun Riam Pinang Desa Tanjung Kecamatan Pelaihari. Pantauan BPost dari Desa Tanjung, Rabu (1/11), pegunungan tersebut sama sekali tidak terlihat. Padahal pada pada kondisi normal, pegunungan itu terlihat jelas.
Beberapa warga Desa Tanjung menuturkan kondisi tersebut telah berlangsung sejak sepekan silam. "Hutan di pegunungan itu memang terbakar. Latu (debu bekas kebakaran)nya terus-menerus mengotori rumah kami," kata mereka.
Polisi Kehutanan Dinas Kehutanan Tala Suratno membenarkan masih membaranya api di kawasan hutan Tahura tersebut. "Sampai sekarang api memang masih menyala di sana. Tidak banyak yang bisa kami perbuat, karena lokasinya di pegunungan yang tidak bisa dijangkau armada pemadam kebakaran," tukasnya, Kamis (2/11).
Sepekan sebelum Idhul Fitri 1427 H, hutan Tahura yang masuk di wilayah Tala tepatnya di Riam Pinang mulai terbakar. Saat itu, luasan yang telah hangus diperkirakan mencapai 700-an hektare.
"Mungkin sekarang luasan hutan Tahura di Riam Pinang sudah mencapai 2.000-an hektare," sebut Suratno seraya mengatakan luas Tahura di wilayah Tala 4.600 hektare dari total luas 36.000 hektare yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Banjar.
Kadishut Tala Ir Aan Purnama MP mengatakan pemadaman kebakaran hutan di Tahura tersebut hanya bisa diatasi dengan teknologi modern atau turun hujan. Karena itu, armada pemadam kebakaran berupa pesawat terbang dari Rusia sangat dinantikan.
Rencananya setelah memadamkan kebakaran hutan di Sumatera, pesawat Rusia itu akan bergerak ke Kalimantan Selatan. Terakhir, memadamkan kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Tengah.
Aan mengatakan pihaknya hingga kini terus siaga 24 jam memonitor dan turun ke lapangan memadamkan titik-titik api yang masih saja terjadi secara sporadik. "Sekarang konsentrasi kami yakni di wilayah Desa Sungai Jelai Kecamatan Pelaihari."
Beberapa hari lalu, hutan akasia eks proyek OECF (Finlandia) di Sungai Jelai terbakar. Berkat kecekatan dan kecepatan petugas, kebakaran bisa diatasi.
Meski begitu, lanjut Aan, daerah itu tetap menjadi perhatian khusus. Pasalnya, hutan akasia yang ada di situ cukup luas yakni 177 hektare. Sementara di bagian permukaan tanahnya terdapat banyak material yang kering kerontang, terutama tumpukan dedaunan akasia.
Bagaimana dengan kebakaran lahan bongkor di Desa Pandahan? "Alhamdulillah sudah bisa diatasi," pungkas Aan.
Sementara itu, hujan mulai mengguyur Tala, Kamis kemarin. Intensitas hujan cukup lebat yang terjadi mulai pukul 14.40 Wita. Guyuran hujan ini diperkirakan mampu memadamkan titik-titik api yang masih membara. roy
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Friday, November 24, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment