Minggu, 12 November 2006
Palangkaraya, Kompas - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyiapkan posko satuan koordinasi pelaksana penanggulangan bencana kabut asap di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya. Hingga Sabtu (11/11), persiapan posko di ruang VIP bandara tersebut terus dikerjakan.
Tjilik Riwut kemarin sudah bisa didarati pesawat karena jarak pandang mencapai 3.000 meter. Sebulan terakhir, bandara itu lumpuh karena asap pekat yang membuat jarak pandang sangat buruk, tinggal sekitar 200 hingga 300 meter.
Pemindahan posko dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, menurut Pelaksana Harian Bandara Tjilik Riwut, Usdek, agar proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan lebih efisien.
Jumat (10/11), satu dari dua pesawat pembom air Beriev BE-200 yang disewa dari Rusia, tergelincir ke lapangan rumput di Bandara Syamsudin Noor. Pelaksanaan evakuasi pesawat tertunda karena ada perangkat yang baru diketahui harus diambil dari Denpasar, Bali.
Dari pantauan, kemarin di Palangkaraya cuaca cerah. Langit terlihat biru bersih, setelah selama sekitar dua bulan terakhir selalu tertutup asap tebal.
Pesawat dipindahkan
Pesawat amfibi pembom air Beriev BE—200 tengah dipindahkan dari lokasi tempatnya terpuruk di sisi kiri ujung landasan pacu Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Kemarin siang, petugas TNI AU, awak Beriev BE-200, dan petugas lainnya memasang alat dan tali penarik pada pesawat pengebom air tersebut.
Guritno, perwira penghubung Indonesia yang ditunjuk mendatangkan BE-200 mengatakan, salah satu alat yang digunakan dalam proses evakuasi pesawat adalah kantong udara (air bag). "Kantong udara untuk menahan depan pesawat," katanya.
Dijelaskan, kerusakan pesawat tidak parah. Kalaupun ditemukan kerusakan berat, teknisi dari Rusia akan didatangkan dalam dua atau tiga hari.
Evakuasi yang sudah disiapkan terpaksa tertunda karena harus mengambil dari Denpasar, Bali. Kabar tersebut baru didapat sore hari, semula dikabarkan air bag bisa didapatkan.
Hal senada dikemukakan Sugeng Triutomo, Pimpinan Operasi Tanggap Darurat Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan serta Asap dari Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana.
Dengan evakuasi yang cepat, tingkat kerusakan pesawat dapat segera diteliti. Sehingga, keputusan untuk memperbaiki atau meminta pesawat pengganti dapat segera diambil.
Kemarin pagi, kegiatan pemboman air dilakukan di daerah Pangkuh, di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Tinggi gelombang laut di Tabonio, Kalsel, yang menjadi tempat pengambilan air juga ideal, berkisar 30 hingga 50 sentimeter. Pemadaman hanya berlangsung hingga siang karena kru akan dikerahkan untuk membantu persiapan evakuasi BE-200 yang tergelincir. Kedua pesawat BE-200 didukung oleh 32 kru. (CAS/FUL)
Sunday, November 19, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment