Friday, October 13, 2006

Udara Palangka Berbahaya

Selasa, 26 September 2006 03:10:55

Palangka Raya, BPost
Kebakaran lahan di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan sudah mencapai status berbahaya. Kabut asap akibat pembakaran lahan mengakibatkan lonjakan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Di Kota Palangka Raya, misalnya, hingga minggu ke-37, jumlah penderita ISPA di Palangka Raya mencapai 1.420 orang. Padahal, tahun lalu hanya 1.000 orang. "Angka itu telah melampaui ambang batas penderita ISPA sebanyak 1.029 orang," ungkap petugas pendata penderita ISPA Dinkes Kota Palangka Raya, Senin (25/9).

Menurut catatan Display Pencemaran Udara (ISPU), Minggu (24/9), udara kota Palangka Raya sudah menunjukkan status berbahaya. Daerah ini mendapat serbuan asap dari daerah-daerah tetangga seperti Kasongan, Katingan dan Kapuas.

Berdasarkan pemantauan satelit NOAA, titik api (hotspot) di Kalteng yang terpantau mencapai 1.034. Kebakaran lahan terjadi secara sporadis dan merata di seluruh wilayah Kalteng.

Sebaran titik api terjadi secara merata, di Palangka Raya (38), Barsel (24), Barut (1), Bartim (21), Gunung Mas (48), Kapuas (124), Katingan (118), Kobar (57), Kotim (206), Lamandau (13), Murung Raya (71), Pulang Pisau (53), Seruyan (236) serta Sukamara sebanyak 24 titik api.

Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang menengarai sebanyak 17 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalteng menjadi biang keladi munculnya asap di daerahnya. Dikatakan, ke-17 perusahaan itu sengaja melakukan pembakaran lahan di areal perkebunan seluas 1.427 hektare.

"Saat ini Polda Kalteng sedang menyelidiki perusahaan itu," ujar Teras Narang, kemarin.

Perusahan-perusahaan pembakar lahan itu tersebar di lima kabupaten yakni Kotawaringin Timur, Seruyan, Kotawaringin Barat, Barito Utara, dan Katingan. Di antara perusahaan yang tengah diselidiki antara lain di Seruyan yaitu PT Hamparan Mas Sawit Bangun Persada dan PT Sarana Titian Permata.

Mengatasi semakin parahnya kebakaran lahan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng memperoleh bantuan dari Dephut tiga helikopter untuk melakukan water boom.

"Besok (Selasa, hari ini) tiga heli dari Jakarta tiba di sini untuk melakukan pemadaman lahan terbakar dari udara dengan metode water boom," ujar Achmad Zaini, kepala Sub Tata Usaha BKSDA Kalteng.

Pemadaman menggunakan metode water boom karena kebakaran lahan di Kalteng sudah sangat parah. Pemadaman melalui udara akan berlangsung selama sepuluh hari berturut-turut.

Meski saputan kabut asap semakin pekat menyelimuti kota Palangka Raya, namun masih belum mengganggu penerbangan di Bandara Tjilik Riwut.

Menurut Kepala BMG Kalteng Hidayat, kecepatan angin mampu memindahkan konsentrasi asap di sekitar kawasan bandara. Jika pada pagi hari jarak pandang di bawah 500 meter, namun pada siang menipis hingga jarak pandang mencapai 1.500 meter.

Ganggu Penerbangan

Kondisi itu berbeda di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kabut asap yang menyaput wilayah Kabupaten Banjar, Banjarbaru telah mengangganggu penerbangan di Bandara Hasanuddin HM.

Tiga maskapai penerbangan tujuan Jakarta, yakni Garuda Indonesia, Wings Air dan Batavia Air yang seharusnya dijadwalkan berangkat beriringan pukul 06.30 Wita terpaksa ditunda keberangkatannya. Ratusan calon penumpang yang akan bepergian terpaksa menunggu lebih dari dua jam.

General Manager PT (Persero) Angkasa Pura (AP) I Bandara Syamsudin Noor Munarto mengatakan, pihaknya tidak mengizinkan tiga pesawat berangkat saat kabut masih tebal. Saat itu jarak pandang hanya 50 meter.

"Kita berupaya menerapkan standar operasional keselamatan penerbangan. Pesawat baru dapat lancar take of dan landing sekitar pukul 09.30 Wita," terang Munarto.

Kabut asap di bandara kali ini termasuk yang terparah selama musim asap tahun ini, kata kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara Syamsudin, Agus.

Serbuan Asap

Serbuan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalsel masih terus terjadi. Kota Banjarmasin mendapat serbuan asap dari wilayah Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan Banjarbaru.

Di kota Marahaban, ibukota Kabupaten Barito Kuala serbuan asap tebal terjadi pagi hari sekitar pukul 05.00 hingga pukul 07.30 dengan jarak pandang berkisar 50 hingga 500 meter.

Buruknya cuaca, selain mengganggu arus lalu lintas darat, juga pelayaran sungai di Marabahan yang merupakan pertemuan di Sungai Barito dan Sungai Negara.

"Kegiatan angkutan sungai di Marabahan baru mulai ramai setelah pukul 08.00 pagi," kata Riki, staf humas Pemkab Batola.

Kebakaran lahan rawa, semak belukar dan areal pertanian juga masih terjadi sepanjangan jalan Banjarmasin menuju Pelaihari. Kepulan asap di beberapa titik terlihat jelas dari trans Kalimantan pada ruas Lianggang, Bati-bati, Pelaihari dan Kintap.

Selain karena terbakar sendiri, juga akibat pembakaran lahan oleh warga untuk pertanian. Pembakaran dilakukam karena harus selesai sebelum musim hujan tiba.

Di Tanah Laut, selain pembukaan lahan pertanian beberapa kawasan hutan di Kecamatan Kintap pembakaran lahan dilakukan para penebang liar. Aksi itu mereka lakukan untuk menyamarkan aksi pembalakan hutan sehingga terkesan seperti pembakaran ladang biasa. "Ini modus baru aksi para penebang kayu ilegal di daerah ini," kata Kapolres Tala Ajun Komisaris Besar Sumarso.

Di Amuntai, Hulu Sungai Utara, juga marak pembakaran lahan oleh warga. Akibatnya mulai pukul 04.00 pagi hingga pukul 07.00 jarak pandang hanya 300 meter.

"Warga harus membakar sekarang, karena kondisi areal sudah sangat kering sehingga pembakaran terjadi dengan baik dan menghasilkan tanah yang subur. Tetapi, kalau hujan, kegiatan berladang tertunda," kata Ujang, warga Muara Tanuhi, Kecamatan Loksado.

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Sony Partono mengakui, dua hari terakhir kemunculan titik api meningkat kembali dimana tercatat 216 titik.

"Meningkatnya titik api terjadi karena dalam sepekan terakhir belum turun hujan, sementara kondisi hutan dan lahan sangat kering dan mudah terbakar," katanya. tur/ck1/niz

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: