Saturday, October 21, 2006

Semua Lampu Landasan di Banjarbaru Dinyalakan

Senin, 25 September 2006
Banjarmasin, Kompas - Kabut asap sangat tebal muncul di Banjarmasin, Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, hari Minggu kemarin mulai pukul 05.00 hingga 08.30. Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru pun diselimuti asap sekitar tiga jam. Meski demikian, keberangkatan pesawat berlangsung normal.

Pesawat terbang bisa lepas landas karena terbantu cahaya matahari yang menembus kabut asap. Selain itu juga dibantu dengan lampu-lampu di landasan pacu yang dinyalakan.

Pesawat yang mendarat di bandara kemarin tetap sesuai jadwal. Kabut asap sempat menyiksa para pengguna jalan raya Banjarmasin-Banjarbaru sepanjang 38 kilometer.

Banyak pengendara mobil dan sepeda motor menghentikan kendaraan karena jarak pandang 5 meter-50 meter. Selain itu, mata terasa perih dan bernapas pun terasa sesak. Kondisi tebalnya asap ini terasa pada Kilometer 10 hingga Kilometer 21.

Mereka menghentikan kendaraan untuk menghindari kecelakaan. "Saya rugi tidak bisa berjualan ikan pagi ini karena harus menunggu asap menipis," kata Abah Tika, pedagang ikan keliling yang tinggal di Jalan A Yani Kilometer 12, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar.

Pengendara yang melanjutkan perjalanan mengurangi risiko tabrakan dengan menyalakan lampu dan sering membunyikan klakson. Kecepatan berkisar 10 kilometer-20 kilometer per jam.

Dua hari terakhir kabut asap tebal menerpa beberapa bagian Kalimantan Selatan. Sabtu (23/9) pagi, kabut asap tebal menerpa ruas jalan Lianggang-Pelaihari.

Yang terparah ada di Kecamatan Bati-bati. Sore hari, beberapa bagian kawasan hutan dan semak belukar terlihat terbakar.

Belum terlihat adanya upaya pemadaman. Serbuan kabut asap di perbatasan Banjarmasin-Banjarbaru-Kabupaten Banjar akan terus terjadi karena beberapa daerah hutan, semak belukar, dan lahan pertanian masih terbakar.

Pembakaran terus terjadi

Kebiasaan membakar semak belukar membuka lahan pertanian di musim kemarau di Sumatera Selatan masih berlangsung. Dari pantauan satelit Terra Modis, ditemukan 79 titik api di provinsi itu selama Sabtu (23/9), 137 titik pada Jumat (22/9), dan 309 titik pada Rabu (20/9) lalu.

Sebagian titik api ada di lahan gambut yang sulit dipadamkan, sebagian lagi di kawasan rawa. Para petani memanfaatkan sisa waktu kemarau untuk menghilangkan semak dan perdu. Sebagian lahan mulai dibersihkan dan ditanami palawija. (FUL/IAM)

No comments: