Thursday, October 19, 2006

Lingkungan

Jumat, 22 September 2006
Palangkaraya, Kompas - Kabut asap kembali menyelimuti Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan Jambi dengan ketebalan yang relatif parah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Jarak pandang di Bandara Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya, pada tengah hari berkisar 200 meter hingga 300 meter sehingga riskan bagi penerbangan. Selain itu, banyak warga yang keluar rumah mengenakan masker.

Menurut pemantauan Kompas, Kamis (21/9), kabut asap yang tebal menggayuti seluruh penjuru Kota Palangkaraya. Hingga selepas tengah hari, Palangkaraya masih berkabut tebal. Papan penunjuk kualitas udara di tengah kota sejak sehari sebelumnya sudah menampangkan indikator tidak sehat.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya Hidayat menuturkan, ketebalan asap di Palangkaraya dipengaruhi faktor titik api, arah dan kecepatan angin, serta awan yang membentang di sebagian besar wilayah Kalteng.

Jarak pandang di Bandara Tjilik Riwut hingga tengah hari kemarin kurang dari 500 meter, yaitu pada kisaran 200 meter hingga 300 meter.

"Kami sudah menyampaikan kondisi jarak pandang yang minim ini ke pihak bandara, yang selanjutnya menginformasikannya kepada pilot. Jarak pandang yang hanya 200 hingga 300 meter ini sangat riskan bagi penerbangan," kata Hidayat.

Di Jambi, asap tebal yang berasal dari kebakaran lahan dan hutan kembali menyelimuti Provinsi Jambi, terutama pada pagi hari. Untungnya, dalam situasi demikian penerbangan dari dan ke Bandara Sulthan Thaha, Jambi, masih tetap lancar. Satelit National Oceanic and Atmospherik Administration (NOAA), Rabu, memantau ada 70 titik api atau di Provinsi Jambi. (cas/nat)

No comments: