Jumat, 15 September 2006
Di Kalimantan dan Sumatera, Api dan Asap Tetap Marak
Pekanbaru, Kompas - Kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap tetap terjadi di berbagai provinsi di Kalimantan dan Sumatera. Di beberapa daerah lainnya jumlah titik api berkurang sementara.
Kebakaran di Provinsi Riau sempat mereda akibat turunnya hujan deras. Data dari Kepala Seksi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau Nukman menunjukkan, 2.000 hektar (ha) kebun sawit, semak belukar, dan hutan di Desa Teluk Bagus, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, terbakar lagi.
"Kebakaran makin meluas karena kondisi amat kering. Asap makin tebal melaju ke Pekanbaru," kata Nukman, Kamis (14/9). Asap mulai dihirup warga Kota Pekanbaru dua hari terakhir. Kini BKSDA Riau telah menempatkan 35 personel Manggala Agni dan regu pemadam kebakaran Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Riau telah memeriksa lima pengelola dari lima perusahaan perkebunan. Dari satelit North Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) terpantau 59 titik api.
Kabut asap dari perairan Selat Bangka juga telah merambah seluruh penjuru kota, meluas ke Kecamatan Kepala, Bangka Barat. Kabut asap itu semakin pekat. Beberapa orang mulai terserang infeksi saluran pernapasan akut.
Jarak pandang tinggal sekitar 300 meter. Kabut asap diduga kiriman dari daratan Sumatera karena pembakaran di Mentok nyaris tidak ada.
Di Jambi, hutan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Tanjung, Kecamatan Kumpeh Hilir, Kabupaten Muaro Jambi, sekitar 75 km sebelah timur Kota Jambi terbakar.
Hari Rabu lalu satelit NOAA memantau ada 24 titik panas di kawasan tahura seluas 35.734 ha berupa lahan gambut. Diperkirakan luas Tahura Tanjung tinggal sekitar 15.000 ha. Sejak enam tahun lalu di kawasan konservasi lahan basah terjadi kegiatan pembalakan liar intensitas tinggi.
Sementara asap dari kebakaran lahan dan hutan di Sumatera Selatan juga semakin mengganggu pandangan pengemudi di jalur perairan Sungai Musi dan jalan lintas timur Sumatera, terutama pada pagi dan sore hari.
Desak ada pengusutan
Sementara petani Bukit Kuali yang lahan pertaniannya ada di Dusun Lais, Desa Lalang, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, bertekad mendesak polisi mengusut kebakaran lahan 100 ha pada Agustus lalu.
Mereka memberikan kuasa untuk mengambil langkah hukum mengusut kebakaran lahan. "Mereka menanam karet rakyat di Bukit Kuali yang kini hangus," ujar kuasa hukum petani Bukit Kuali, Andel, di Pontianak.
"Kami akan berkonsultasi dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kalbar tentang kemungkinan tindak pidana sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, lalu melapor ke Kepolisian Daerah Kalbar," ujarnya. Di dekat perkebunan rakyat terdapat perkebunan kelapa sawit milik swasta yang diduga punya andil dalam kebakaran tersebut.
Sementara sebagian Kalbar dan Kalteng sudah terbebas dari kabut asap karena hujan deras.
Menurut data satelit NOAA, mulai tanggal 8 September 2006 ada penurunan titik api dari 696 buah menjadi enam buah pada 13 September 2006. (CAS/RYO/NEL/ECA/NAT/IAM)
Thursday, October 19, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment