Minggu, 08 Oktober 2006 00:43
Palangka Raya, BPost
Kebakaran hutan dan lahan gambut di Taman Nasional Sebangau Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah yang berlangsung sejak Sabtu (30/9) mengancam keselamatan ekosistem flora dan fauna langka di kawasan itu.
Data yang terhimpun dari organisasi penyelamatan satwa dan tumbuhan langka World Wild Fond (WWF) Kalimantan Tengah, di kawasan Taman Nasional Sebangau terdapat berbagai satwa dan tumbuhan langka yang jumlahnya cukup banyak.
Di kawasan itu, berbagai jenis binatang langka yang dilindungi dan populasinya cukup banyak, seperti orangutan yang menghuni kawasan Tumbang Bulan. Selain itu juga bekantan (Nasalis Larvatus) yang banyak terdapat di Pulau Damar, binatang itu hidup di kawasan hutan mangrov di pinggiran sungai yang ikut terbakar.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah, Satriadi, Sabtu (7/10) mengatakan, kebakaran yang terjadi selama sepekan di kawasan itu mengancam ribuan jenis tanaman dan satwa langka yang seharusnya dapat terjaga dengan baik.
Walhi menilai, kebakaran yang terjadi hingga puluhan hektare di kawasan hutan Sebangau membuktikan dinas terkait gagal dalam menjaga kawasan cagar alam tersebut.
"Kami menilai, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sebagai instansi yang paling bertanggung jawab telah gagal dalam menjaga kelangsungan Taman Nasional Sebangau," ujarnya lagi.
Menurut dia, BKSDA sebagai lembaga yang merupakan kepanjangan tangan dari Departemen Kehutanan, selayaknya melakukan pengawasan secara baik.
"Mereka harusnya punya pos dan harus ada penjaganya agar kebakaran hutan dan pencurian kayu dapat ditekan," ujarnya.
BKSDA adalah instansi vertikal yang paling bertanggung jawab dalam merawat dan menjaga satwa serta jenis tanaman yang dilindungi yang memang dikembangbiakan di kawasan itu.
Data titik api di Kalimantan Tengah yang terpantau melalui satelit North Ocienic Atlantic Administration (NOAA) yang diakses petugas Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah Kamis (5/10), titik api di Kalteng mencapai 1.045.
Sedangkan, data titik api Jumat (6/10) mencapai 1.160 dengan perincian Palangka Raya (9), Sukamara (9), Katingan (87), Seruyan (156), Kotawaringin Timur (194), Kotawaringin Barat (49), Kapuas (291), Pulang Pisau (324), Gunung Mas (4), Barut (4), Bartim (11), Barsel (22).
Sementara itu, kabut asap di Kota Palangka Raya, Sabtu (7/10) masih pekat terutama pagi hari. Jarak pandang kurang dari 100 meter, namun berangsur menipis pada siang hari dengan luasan jarak pandang mencapai 700 meter. Meski demikian, status Indeks Pencemaran Udara (Ispu) masih berbahaya. tur
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Saturday, October 14, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment