Thursday, October 19, 2006

KABUT ASAP

Senin, 11 September 2006
Hujan Buatan Dilanjutkan Selama 10 Hari


Pontianak, Kompas - Modifikasi cuaca atau yang dikenal dengan nama hujan buatan dilanjutkan hingga 10 hari mendatang di Kalimantan Barat. Hujan buatan masih perlu untuk mengurangi kebakaran hutan dan lahan.

"Pemprov Kalbar telah melobi TNI AU dan Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) agar hujan buatan tetap diturunkan terutama di Kabupaten Ketapang. Karena lobi disetujui, hujan buatan dilakukan hingga tanggal 19 September," kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Kalbar Sunarno, Minggu (10/9).

Hingga akhir pekan lalu, titik panas di Kalbar berfluktuasi antara 30-50 buah. Seluruh titik terdapat di Ketapang, hasil dari aktivitas pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan.

Selat Bangka

Kabut asap tetap menyelimuti Selat Bangka dan kota Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung. Akibatnya, aktivitas pelayaran para nelayan di kawasan perairan itu terganggu.

Menurut Ramdani, nelayan Tempilang, Bangka Barat, Sabtu, malam dan dini hari perairan Selat Bangka penuh kabut asap, jarak pandang hanya sekitar 300 meter. Kabut asap juga menyelimuti Mentok.

Kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Batanghari, Tebo, dan Sarolangun di Provinsi Jambi umumnya berada di lahan masyarakat yang tengah dibuka untuk kebun karet, kelapa sawit, dan pertanian. Setelah beberapa hari tidak ada titik panas, Sabtu lalu satelit NOAA kembali memantau adanya 52 titik panas di Provinsi Jambi. (RYO/ECA/NAT)


layah Universitas Mulawarman, menyatakan, dua pendapat itu harus sama-sama diterapkan dan dicoba beriringan.

Banyak akademisi, teknokrat, dan aktivis lingkungan mengetahui suku Dayak memiliki kearifan lokal dalam membakar lahan sehingga api tidak menyebar liar, lahan tidak serentak dibakar sehingga dampak asapnya tidak luas dan berlangsung hanya hitungan hari. Namun kini banyak petani dan peladang bukan dari etnis Dayak atau sudah meninggalkan metode pembakaran lahan tradisional.

Di sisi lain, Fahrunsyah optimistis upaya untuk membentuk budaya pertanian baru berupa pertanian menetap bukan sesuatu yang tidak mungkin. Apalagi faktor pendukungnya sudah ada. Dia mencontohkan, banyak kabupaten di Kalimantan Timur mengalokasikan dana ataupun peralatan pertanian untuk membantu warganya.

Pertanyaan yang lebih penting, maukah memulai semua upaya pencegahan itu dari sekarang? (YNS)

No comments: