Thursday, October 19, 2006

Kebakaran Lahan

Jumat, 08 September 2006



Palangkaraya, Kompas - Pemerintah Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mengerahkan 11 tim serbu api kelurahan yang bergerak memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Di provinsi itu, kabut asap mengganggu pelayaran yang melintasi sungai di kawasan rawan kebakaran.

Di Kalimantan Barat, tim Mandala Agni memadamkan kebakaran pada hutan dan lahan seluas 1.200 hektar selama kurun Juli-September. Mandala Agni berkekuatan 240 orang dan ditempatkan di lima kabupaten. Kini, sebagian besar personelnya ditempatkan di Ketapang.

"Kami menyaksikan langsung kebakaran seluas 2.000 hektar, tetapi kami hanya mampu memadamkan api pada area seluas 1.200 hektar," kata Koordinator Mandala Agni Kalbar Gunawan Budi, Kamis (7/9).

Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Palangkaraya Suliathie mengatakan, tim serbu api kelurahan (TSAK) dapat digunakan warga. "Masyarakat dapat minta bantuan langsung apabila ada kebakaran lahan di wilayahnya," kata Suliathie.

TSAK dibentuk Pemerintah Kota Palangkaraya bekerja sama dengan Centre for International Co-operation in Management of Tropical Peatland (Cimtrop). Tim tingkat kelurahan tersebut merupakan proyek percontohan pertama di Indonesia.

Selama Agustus lalu, TSAK sudah memadamkan lebih dari 100 hektar lahan terbakar di seputar Palangkaraya, misalnya 45 hektar di Tanjung Pinang dan 22 hektar di Kameloh Baru.

Angkutan sungai

Kabut asap sudah mengganggu angkutan sungai di Kalteng dan pekerjaan nelayan di Sumatera Barat. "Kami memilih menghentikan kapal saat kabut tebal karena, kalau kurang hati-hati, dapat kandas bila menabrak kayu atau gosong pasir," kata Jaelani, nakhoda kapal barang rute Bahaur- Pangkuh-Palangkaraya.

Perjalanan kapal Bahaur-Palangkaraya sering mulur hingga enam jam. Pada kondisi normal, pelayaran dapat ditempuh selama 20 jam, tetapi selama kabut asap ini menjadi 26 jam.

Adapun Kota Padang dan sekitarnya, sampai Kamis (7/9) petang, masih dilanda kabut asap tebal. Meski hujan turun sebentar, kabut asap tak menunjukkan tanda-tanda berkurang. Nelayan mengeluhkan kabut asap yang terjadi sejak tiga hari terakhir yang lebih tebal daripada hari-hari sebelumnya. Banyak nelayan kehilangan arah untuk pulang.

"Nelayan kapal bagan, yang mestinya pukul 06.00 sudah mendarat, sampai pukul 10.00 belum membawa ikan hasil tangkapan," kata seorang nelayan, Anto, di tempat pendaratan ikan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Padang. (CAS/RYO/NEL/NAL/LKT/IAM)

Copyright © 2002 Harian KOMPAS
Jumat, 08 September 2006

No comments: