Selasa, 17 Oktober 2006 02:17:44
Pontianak, BPost
Terus memekatnya kabut asap di Sumatera dan Kalimantan, kian berdampak buruk terhadap aktivitas masyarakat. Bandara- bandara di Jambi, Palangka Raya (Kalteng), Pontianak (Kalbar) dan Sampit (Kalteng) membatalkan seluruh penerbangan dari dan menuju daerah tersebut, dari Senin hingga Rabu ini. Kabut asap di daerah-daerah ini hanya sekitar 100-150 meter.
Bahkan untuk Kalbar, ancaman lain mengintip. Yakni kekeringan dahsyat akibat badai El Nino. "Pada 1997, telah terjadi El Nino yang luar biasa. Kalau kita mengikuti siklus yang sudah terjadi, maka El Nino mungkin akan kembali tahun 2007, mungkin Maret dan April," ujar Kepala Bapedalda, Tri di bulan Maret dan April. Ini patut kita waspadai bersama," ujar Tri Boediarto, Selasa (17/10).
Jika ini terjadi, jelas kabut asap pun kian sulit dipadamkan. Saat ini saja, banyak pemerintah daerah yang angkat tangan. Bandara lumpuh. "Penumpang kami alihkan ke bandara terdekat, yaitu Palembang dan Banjarmasin untuk melanjutkan penerbangannya. Kami fasilitasi penumpang untuk angkutan jalan daratnya," kata Dirjen Pehubungan Udara M Ikhsan Tatang, Selasa (17/10).
Kepala Bandara H Asan Sampit, Usman Effendi mengatakan penutupan aktivitas bandara ini bisa diperpanjang jika kondisi kabut asap masih saja pekat.
"Kita tidak mau berspekulasi. Jika jarak pandangnya tidak layak untuk penerbangan, kita lebih baik batalkan," tegasnya.
Menurut Kepala Cabang Angkasa Pura Bandara Supadio, Syamsul Bachri, penutupan ini dilakukan berdasar kesepakatan seluruh maskapai penerbangan yang melayani rute Pontianak. "Kondisinya membahayakan keselamatan penerbangan," tukasnya.
Di Kalteng, selain mengakibatkan penutupan bandara, kabut asap ini juga membuat Gubernur A Teras Narang meliburkan para PNS di enam daerah yakni Palangka Raya, Pulang Pisau, Kuala Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur dan Gunung Mas.
Mereka diliburkan untuk mengikuti gerakan bersama memadamkan kebakaran lahan dan hutan.
Di Jakarta, Menneg LH Rachmat Witoelar menyatakan yang bisa dilakukan saat ini sebagai upaya pemadaman kebakaran hutan yang terus berlangsung adalah menunggu datangnya pesawat untuk water bombing berkapasitas 40. 000 liter. Kapasitas pesawat yang ada saat ini, hanya 1.000 liter.
"Yang bisa dilakukan manusia, kita masih menunggu datangnya pesawat semacam Ilyushin untuk water bombing," kata Rachmat ketika ditanya soal rencana darurat pemadaman kebakaran. Namun Rachmat tidak dapat memastikan kedatangan pesawat itu. tnr/kcm/ck3
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Wednesday, October 18, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment