Saturday, October 14, 2006

Kabut Telan Korban Jiwa

Kamis, 12 Oktober 2006 02:31:18

Balikpapan, BPost
Pekatnya kabut asap di Kalimantan mulai memakan korban jiwa. Tertutup kabut akibat pembakaran hutan, dua mobil bertabrakan di Balikapan, Kaltim, Rabu (11/10).

Tabrakan yang terjadi di ruas Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kota Balikpapan, Tenggarong dan Samarinda mengakibatkan seorang tewas dan lima luka-luka.

Sejumlah saksi mata mengatakan, tabrakan ini terjadi karena pengendara tidak berhati-hati meski jalan agak gelap tertutup kabut. Jarak pandangnya pun hanya sekitar 100 meter.

Kabut asap di Kalimantan memang masih terjadi meski hujan sempat mengguyur Kalimantan Tengah dan Selatan. Hujan lebat mengguyur Kota Pontianak dan langsung membawa dampak positif yakni mengurangi kepakatan kabut asap.

Sayangnya, hujan deras hanya terjadi di Pontianak. Bahkan di Bandara Supadio yang berjarak 20 kilometer dari Pontianak, hanya turun hujan gerimis.

Kepala Cabang Angkasa Pura setempat, Syamsul Bachri pun menginformasikan ada sejumlah jadwal penerbangan yang ditunda karena terganggu kabut asap.

Lebatnya hujan di Pontianak juga membawa musibah lain karena disertai angin puting beliung sehingga pohon-pohon bertumbangan di Pontianak utara dan Pontianak timur.

Kemacetan luar biasa terjadi. Bahkan, menara berketinggian 50 meter milik sebuah stasiun radio, tumbang.

Hujan juga terjadi di sebagian wilayah Kabupaten HSS, Kalsel. Kondisi ini membuat udara daerah setempat yang sebelumnya diselimuti asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan menjadi bersih. Namun, udara di Banjarmasin dan daerah pinggiran masih buruk karena terus diserbu asap tebal

Kadishut Kalsel, Sony Partono mengatakan, kebakaran hutan yang melanda wilayah Kalsel selain menghabiskan tegakan pohon yang besar, namun yang lebih memprihatinkan adalah banyak lokasi-lokasi proyek gerhan (gerakan rehabilitasi lahan) ikut dilalap api. Selain di HSS, ratusan hektare lahan di Kabupaten Banjar dan Tanah laut juga terbakar.

Sedangkan Kepala Bapedalda Kalsel, Ir Rachmadi Kurdi MSP mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas I Banjarbaru akhir September lalu, udara di kawasan Kecamatan Landasan Ulin Banjarbaru, sangat tidak sehat.

"Dari laporan yang kita terima, uji udara yang dilaksanakan di kawasan dekat dengan pusat kabut asap, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar itu dari 27 hingga 30 September. Hasilnya, kualitas udara setempat terus memburuk," bebernya.

Kondisi sebaliknya terjadi di Kalteng. Karenanya, ribuan kaum Muslim memenuhi melaksanakan Shalat Istisqa (minta hujan) berjamaah. Shalat dilaksanakan di halaman Bank Indonesia.

Jamaah yang hadir banyak yang mengenakan masker, karena kualitas udara yang buruk. Berdasar pantauan, jarak pandang di Palangkaraya 100-200 meter, lebih baik dibanding dua hari sebelumnya yang kurang dari 50 meter. Kualitas udara di Palangkaraya masih tergolong berbahaya.

Kabut asap di Kalimantan ini Kabut ini bahkan ‘bertransmigrasi’ hingga Kota Palu, Sulteng. Akibatnya, Pegunungan Gawalise yang mengelilingi Kota Palu tidak terlihat jelas. Langit Kota Palu yang biasanya tampak cerah menjadi berkabut.

"Asap itu dibawa oleh angin yang berhembus dari arah selatan dan barat laut kearah Palu," kata Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Mutiara Palu, Rasem.

Gangguan kabut asap terhadap transportasi udara juga masih terjadi di Riau, Jambi dan Sumsel.

Surati Yudhoyono

Kabut asap kiriman dari Indonesia menimbulkan kegeraman negara-negara tetangga.

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong bahkan telah menulis surat untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kekecewaan negeri Singa itu.

Isi surat adalah kekecewaan Singapura atas kabut asap akibat pembakaran hutan di Indonesia yang telah menyelimuti beberapa bagian Asia Tenggara. buy/ck1/ais/kcm/dtc/mic/ant

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: