Rabu, 04 Oktober 2006 03:01:54
UPAYA pemadaman kebakaran hutan dan lahan menggunakan metode bom air di Kalimantan Tengah, dihentikan. Hal ini dikarenakan kabut asap ikut mengganggu upaya pemadaman.
"Pendeknya jarak pandang pada siang hari kurang dari 100 meter menyulitkan kami melakukan bom air," kata Achmad Zaini, kepala Seksi Konservasi Wilayah Satu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, Senin (3/10).
Pekatnya kabut asap telah menyulitkan pihaknya ketika melakukan observasi mencari titik api yang akan dipadamkan. Pantauan dari udara sangat terbatas, dan titik api tidak terlihat sehingga pilot helikopter tak berani terbang.
Sementara keinginan Gubernur Kalteng A Teras Narang agar dibuat hujan buatan di daerahnya guna mengatasi pembakaran lahan dan hutan dan mengurangi saputan kabut asap, belum bisa direalisasikan. Pasalnya. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta (BPPT) kesulitan menemukan awan potensial yang akan disemai untuk hujan.
"Kami sudah mulai bekerja sejak Minggu (1/10), tapi belum ada kabar ada hujan. Terus terang kami kesulitan menemukan awan yang tak potensial untuk disemai," kata Sunu Sutikno, Ketua Tim flight scienties yang ditugasi menjalankan hujan buatan.
Sunu ditemui BPost di posko hujan buatan Bandara Syamsudin Noor, Selasa (3/10), mengaku pihaknya kesulitan menemukan awan potensial di Kalteng karena dipengaruhi sebaran asap yang kian meninggi. Akibatnya, penguapan relatif sulit terjadi dari bawah karena tertahan asap.
Selain itu tekanan udara di Kalteng sangat rendah. Hal itu juga dikarenakan udara cenderung lebih banyak ke arah Filipina. "Meski udara panas tanpa penguapan, sehingga menyebabkan awan potensial sulit terbentuk," katanya.
Timnya sudah bergerak dengan jalur tepat di atas titik api yakni dari Landasan Ulin ke arah utara, tepatnya di Kasarangan, Kuala Sirau dan Palangka Raya. Namun ternyata sampai di sana garam yang ditaburkan belum berbuah menjadi titik hujan.
Indeks Standar Pencemaran Udara (Ispu) masih menunjukkan status berbahaya. Sementara data titik api yang terpantau melalui satelit NOAA di Kalteng sejak Senin (2/10) berjumlah 1.860 titik.
Jarak pandang di kota Palangka Raya saat ini kurang dari 100 meter berlangsung dari pagi hingga menjelang tengah hari.
Seperti juga Kalteng, upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan dengan membuat hujan buatan terkendala kondisi cuaca.
Sekretaris Daerah Sumatera Selatan Sofyan Rebuin menuturkan, BPPT menyatakan hujan buatan belum bisa dibikin. "Kalau dipaksakan hasilnya tidak memuaskan dan tidak sebanding dana yang dikeluarkan," katanya,
Seperti diketahui, dana yang dibutuhkan untuk membuat hujan buatan sekitar Rp2,8 miliar. tur/ck1/niz/kcm
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment