Kamis, 05 Oktober 2006 02:28:17
Palangka Raya, BPost
Sebaran kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan di Kalimantan Tengah, sudah genting. Hal ini ditandai meningkatnya kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Palangka Raya.
Hingga minggu ke-39 kasus ISPA mencapai 1.670 orang atau mendekati batas kejadian luar biasa yakni 1.700 orang.
Ironisnya, para penderita ISPA mayoritas dialami oleh balita, ibu hamil dan manula. "Umumnya mereka mengeluh batuk dan sesak nafas," kata Wakil Direktur Dokter Doris Silvanus Palangka Raya dr Made Yuliarni kepada BPost, Rabu (4/10).
Dari pantauan, banyak warga mengunjungi puskesmas-puskesmas atau RSUD Doris Silvanus Palangka Raya. Mereka umumnya mengaku mengeluh sesak nafas dan batuk.
Rini (9), warga Jl Kinibalu Palangka Raya yang ditemui di ruang perawatan RSUD Doris Silvanus mengaku sudah dua hari menjalani perawatan. Siswa sekolah dasar itu terpaksa menggunakan oksigen karena sesak nafas dan matanya perih berair.
Kepala Puskesmas Pahandut dr Linae Victoria Aden mengungkapkan angka penderita ISPA Agustus mencapai 926 orang, meningkat dibanding bulan lalu 877 orang. "Kebanyakan penderitanya anak-anak."
Kota Jambi, mencatat angka tertinggi penderita ISPA di Indonesia. Salah satu provinsi di Pulau Sumatera ini juga tak luput dari serbuan kabut asap. Sedikitnya 5.660 balita menderita ISPA akibat menghirup asap. Jumlah penderita ISPA meningkat 738 orang atau 15 persen dibanding Agustus lalu, sekitar 4.922 orang.
Pjs Kepala Sub Dinas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kota Jambi, K Mukhsin, justru meyakini jumlah penderita ISPA jauh lebih besar yakni mencapai 6.000 orang.
Gelap
Kabut asap masih belum menjauh dari kota Banjarmasin. Sejak matahari terbit hingga siang kota Seribu Sungai ini gelap disaput kabut asap.
Dibanding hari-hari sebelumnya, kabut asap kemarin termasuk paling pekat. Jarak pandang hanya mencapai beberapa puluh meter. Para pengendara mobil dan sepeda motor terpaksa harus menyalakan lampu dan berhati-hati melintas di titik-titik padat lalu lintas seperti di Jalan A Yani Kilometer 1, Jalan Pangeran Samudera, dan Jalan Lambung Mangkurat.
Di jalan-jalan kampung keriuhan anak muda yang jalan-jalan sore sambil menunggu bedug Maghrib tak tampak lagi. Yang ada hanya satu-dua anak muda melintas dengan sepeda motor sambil menutup hidung dengan sajadah yang dikalungkan di leher.
Kondisi serupa terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin. Para pengunjung, kerabat dan keluarga pasien terpaksa menutup mulut dan hidungnya dengan tangan atau sapu tangan. Bahkan, karena tak kuat, banyak di antara mereka yang pulang ke rumah.
"Saya barusan menjenguk keluarga yang sedang sakit. Karena mata saya pedih dan dada agak sesak, terpaksa saya permisi pulang duluan," tutur ibu Nani ditemui BPost.
Masih tingginya sebaran kabut asap --khususnya pada pagi hari-- Pemprov Kalsel akan mengundurkan jam masuk kerja bagi pegawai negeri sipil (PNS).
"Kalau kabut asap semakin parah kita usulkan kepada Gubernur menunda jam masuk kerja PNS guna menghindari lebih banyak asap terhirup pada pagi hari," kata Kadinkes Kalsel Drg Rosihan Adhani.
Pihaknya berharap penundaan jam masuk kerja juga diikuti instansi swasta. tur/ck1/ck3/rbt/ck6
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Saturday, October 14, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment