Monday, October 16, 2006

Bandara Tjilik Riwut Lumpuh Total

Sabtu, 14 Oktober 2006 00:41

Palangka Raya, BPost
Kebakaran lahan dan hutan di daerah Kalteng khususnya Palangka Raya makin meluas. Akibatnya, saputan kabut asap makin tebal jarak pandangnya hanya 30-40 meter dari pagi hingga sore hari.

Akibanya, maskapai penerbangan dari dan ke Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya terhenti sejak 11 Oktober lalu. Pekatnya kabut asap tak memungkinkan pesawat melakukan pendaratan.

Maskapai penerbangan Batavia Air dan Sriwijaya Air yang melayani rute Jakarta-Palangka Raya PP dan Surabaya-Palangka Raya PP sejak 11 Oktober lalu menghentikan operasinya hingga 18 Oktober mendatang.

"Berdasarkan hasil kesepakatan bersama, kami memutuskan untuk menutup bandara sementara waktu sambil menunggu keadaan cuaca baik dan normal kembali," ujar Sucipto Adi, bagian Operasional Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.

Kepala Bandara Tjilik Riwut Jamaludin Hasibuan mengakui, beberapa maskapai penerbangan baik pesawat besar maupun pesawat kecil sering tertunda dan batal keberangkatannya karena kabut asap menyaput bandara.

Namun saputan kabut asap yang terparah terjadi sejak 10 Oktober lalu. Hingga Sabtu (14/10), saputan kabut asap masih pekat.

Berdasarkan pantauan di Bandara Tjilik Riwut, ratusan calon penumpang yang akan bepergian tampak kecewa karena pembatalan keberangkatan tak diberitahu sebelumnya.

I Made, calon penumpang Batavia mengaku kecewa begitu mengetahui pesawat jurusan Surabaya-Palangka Raya membatalkan penerbangan. "Saya sudah datang ke bandara, ternyata penerbangan ditunda," ujarnya.

Andry dari perwakilan Sriwijaya Air Palangka Raya mengatakan, pembatalan penerbangan Sriwijaya sepenuhnya kewenangan kantor pusat di Jakarta.

Andry tak bisa memastikan kerugian dialami akibat pembatalan penerbangan itu. Yang jelas untuk penerbangan sampai H-1 lebaran semua seat penuh dan tiket sudah habis terjual, ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalteng Hidayat menyebutkan, terganggunya penerbangan di Bandara Tjilik Riwut karena kecepatan angin terus menurun hingga sore hari. Kondisi ini semakin memperparah konsentrasi kabut asap yang menutupi sekitar kawasan bandara.

"Pagi hari kecepatan angin masih 1-3 knot per jam. namun siang hingga sore hari kecepatan angin malah melemah. Awan menjadi lembab karena bercampur partikel kimia yang dibawa asap sehingga menutup cahaya matahari. Makanya Palangka Raya terlihat gelap sejak pagi hingga sore hari.

Sementara udara di Palangka Raya berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Bundaran Besar masih menunjukkan status berbahaya. ck1

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: