Rabu, 20 September 2006 02:13:12
SURABAYA - Wajar saja bila banyak kalangan yang menilai pemerintah tidak tanggap terhadap permasalahan luapan lumpur panas di Sidoarjo. Meski sudah jelas berdampak luar biasa terhadap kehidupan dan perekonomian warga sekitar selama lebih 3 bulan, pemerintah hanya menyatakan bencana dalam status darurat, bukan berbahaya.
"Kondisi darurat adalah kondisi luapan lumpur yang terjadi sejak pertama kali pada 29 Mei 2006 hingga kini. Atas dasar ini tim nasional bekerja mempercepat dan mengoptimalkan upaya penutupan semburan lumpur," ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Surabaya, kemarin.
Lalu kenapa bukan status bahaya? "Kita belum mengetahui waktunya. Kondisi bahaya adalah kondisi luapan lumpur yang dapat mengancam keselamatan manusia. merusak infrastruktur dan mengganggu perekonomian. Kita harapkan kondisi bahaya tidak terjadi, namun kalau terjadi maka ketua tim pelaksana harus melaporkan ke tim pengarah untuk dilakukan langkah emergency," katanya.
Langkah emergency, imbuhnya, dilakukan dengan membuat sejumlah kriteria, prosedur pembuangan air dan lumpur, sistem pemeliharaan air dan lumpur serta tanggap darurat penanganan pengungsi baru pada kondisi bahaya.
Yang sekarang dilakukan adalah membangun pond (lubang pembuangan) 5 seluas 435 hektare sehingga pond ini dapat dioptomalkan dalam kondisi darurat.
Terkait pembuangan lumpur ke Sungai Porong, Kementerian Negara Lingkungan Hidup memperbolehkan asalkan kondisinya dalam keadaan darurat dan mengancam keselamatan manusia.
"Kita mendukung pembuangan air Lumpur, apabila luapan Lumpur itu sudah mengancam manusia," kata Menteri KLH Rahmat Witoelar.
Rahmat pun menegaskan lumpur yang ada di Sidoarjo tidak akan dibuang ke laut. "Kami tetap ingin menyelamatkan lingkungan," katanya.
Kementerian lingkungan hidup, tetap mengusahakan keselamatan lingkungan dan manusia. Karena, berbahaya apabila dikonfrontasi antara keselamatan alam dengan kepentingan manusia. Namun, jika pilihan akhir harus menyelamatkan manusia maka lumpur tersebut mau tidak mau akan dibuang ke laut. "Prioritas kita tetap menyelamatkan manusia," tegas Rahmat.
Sebelumnya, Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso mengatakan bahwa lumpur yang saat ini masih terus keluar dari perut bumi akan dibuang ke laut untuk menyelamatkan kepentingan manusia.
Menurut Rahmat, ucapan bupati tersebut, sah-sah saja. "Itu soal pilihan bahasa saja," katanya.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan skenario bahwa lumpur tersebut seolah-olah tidak akan pernah berhenti. Maka tetap akan ada sistem pemisahan air dan lumpur agar lingkungan tidak rusak. tnr/dtc/gtr
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Thursday, October 12, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment