Jumat, 13 Oktober 2006 01:02:02
Pelaihari, BPost
Bencana alam kembali melanda Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam. Setelah 400 hektare hutan yang berada di wilayah Kabupaten Banjar ludes, kini giliran hutan Tahura di Dusun Riam Pinang Desa Tanjung Kecamatan Pelaihari dilalap api.
Luasan hutan yang terbakar mencapai 700 hektare," kata Kadishut Tala Ir Aan Purnama MP ketika meninjau sejumlah izin kuasa pertambangan (KP) yang masuk kawasan hutan bersama bupati dan rombongan, Rabu (11/10).
Berdasarkan pantauan BPost, asap tebal masih menyelimuti beberapa titik di kawasan hutan Tahura di Riam Pinang. Sesekali jilatan lidah api terlihat menjulang ke atas.
Kerusakan Tahura dikhawatirkan terus meluas, jika kemarau masih berlangsung dalam beberapa pekan mendatang. Pasalnya, kobaran api tersebut tidak bisa ditangani lagi oleh petugas pemadam kebakaran lahan/hutan Tala.
"Kami sudah berupaya maksimal. Tapi, sepertinya tidak ada lagi yang bisa kami lakukan untuk memadamkan api itu. Soalnya, tidak ada akses untuk menuju lokasi kebakaran. Mobil pemadam tidak bisa menjangkau," kata Aan didampingi Polisi Kehutanan Suratno.
Suratno membeberkan, kebakaran di Tahura tersebut terjadi sejak sepekan lalu. Minggu (8/10) siang hingga malam, dirinya bersama Kadishut berada di lereng Tahura berupaya untuk mencari formulasi pemadaman.
"Petugas Daops Dalakar (daerah operasi pengendalian kebakaran lahan dan hutan) juga menyusul kami. Mereka juga angkat tangan. Armada yang kami bawa tidak bisa mendekati hutan Tahura yang terbakar itu," tandas Suratno.
Hutan Tahura yang terbakar berada di wilayah pegunungan dengan kelerengan yang cukup curam. Akses jalan darat melalui Desa Tanjung hingga Dusun Riam Pinang hanya menjangkau lembah yang berada cukup jauh dari titik api.
Suratno memperkirakan, kobaran api telah melintasi puncak gunung dan mulai merambah hutan Tahura di wilayah Kabupaten Banjar. Itu terlihat dari kepulan asap yang muncul dari balik puncak gunung.
Bupati Tala Drs H Adriansyah yang turut serta dalam agenda lapangan tersebut terlihat termangu menyaksikan kepulan asap mengepung hutan Tahura. Tak terdengar sepatah kata, kecuali tarikan nafas panjang dan gelengan kepala serta kerutan kening.
Dari mana asal api? "Ini ada kaitannya dengan aktivitas sejumlah warga yang sedang membuka lahan baru. Memang ada yang sengaja melakukan pembakaran yang kemudian menjalar ke mana-mana," sebut Aan.
Diakuinya, belakangan ini sejumlah warga mulai ramai membuka lahan pertanian baru. Namun itu umumnya hanya cara warga untuk menguasai lahan menyusul terus berkembangnya tambang bijih besi dan mangan. Outputnya yakni mengais rejeki dari ganti rugi lahan. roy
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment