Sabtu, 09 September 2006 04:34:06
Barabai, BPost
Sekitar 70 hektare sawah pertanian di Hulu Sungai Tengah terancam kekeringan pada musim kemarau 2006 ini. Permukaan tanahnya mulai pecah-pecah karena kekurangan air.
Kadis Pertanian HST, Ir H Fauzi Mahfoed MS mengatakan, dari 36.000 luasan tanam yang ada, 5.750 hektare di antaranya dalam pengawasan Dinas Pertanian. Pasalnya 3.452 di antaranya berupa tanaman baru, sisanya menunggu panen, sementara 200 hektare lagi mutlak mendapat suplai air.
Sementara ini belum ada tanaman yang puso. Ada sekitar 70 hektare sawah yang rawan kekeringan. "Kita telah menyuplai mesin pompa ke petani untuk mengairi sawah," terangnya.
Dinas Pertanian saat ini memiliki sekitar 90 unit mesin pompa. Dalam waktu dekat, para petani akan mendapat bantuan lagi 30 unit mesin pompa.
Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi daerah yang terancam gagal panen karena kekeringan. Beberapa titik yang sulit mendapatkan air, kita buatkan sumur untuk menjamin tersedianya suplai air," ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, para petani untuk sementara waktu menghentikan aktivitas bercocok tanam menunggu lahan pertanian kembali berair.
"Kalau dipaksakan, kecil kemungkinan bisa hidup, paling menanam sayuran itu pun harus rajin menyirami," terang Udi, salah satu petani di kelurahan Barabai Timur.
Dampak hilangnya mata pencaharian di sektor pertanian ini juga dirasakan warga Desa Andang Kecamatan Haruyan. Sebagian besar petani tidak mengolah lahannya karena tidak memungkinkan menggarap lahannya.
"Mungkin di daerah lain bisa dengan cara disiram, kalau kita disini untuk air minum saja sulitnya minta ampun, semua sumur di desa ini kering," kata Samrian, warga Desa Andang. yud
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Saturday, October 07, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment