Kamis, 14 September 2006 02:30:48
Kandangan, BPost
Sebanyak 74 titik api pada musim kemarau tahun 2006 ini mengepung Hulu Sungai Selatan. Titik api itu terletak di daerah Daha Selatan, Daha Utara, Simpur, Kandangan, Telaga Langsat dan Loksado.
Menurut Plt Kadishutbun HSS, Ir Udi Prasetyo, titik api yang terdata itu kebanyakan bukan berada di luar kawasan hutan lindung," kata Udi, Selasa (12/9).
Titik api justru di daerah dataran rendah, seperti di daerah Nagara yang mayoritas jenis lahan rawa. Areal rawa pada musim kemarau memang mudah terbakar. Diduga, terjadinya titik api ini karena sebagian peladang sengaja membakar semak belukar untuk melakukan penanaman. Padahal titik api di areal rawa sulit dipadamkan.
"BPK kesulitan memadamkan daerah rawa karena arealnya yang sulit ditembus, api juga lebih cepat menyebar di banding daerah pegunungan," kata Udi.
Dishutbun meminta masyarakat agar senantiasa melapor kepada petugas Polhut atau pembakal setempat untuk melakukan pembakaran lahan. Polhut siap membantu dan mengawasi pembakaran lahan.
"Selain itu, kita minta masyarakat membuat sekat bakar untuk melakukan pembakaran semak sehingga tak menyebar ke areal lain," ujar Udi.
Di dataran tinggi, September ini banyak peladang yang melakukan pembakaran. Biasanya puncaknya di bulan ini, mereka buka ladang baru dengan membakar, ujar Udi.
Sementara Wawan, Kasi Pengamanan Dishutbun HSS mengatakan, pihaknya sampai saat ini sudah menerima laporan dari delapan desa di Hulu Sungai Selatan yang akan melakukan pembakaran semak belukar untuk membuka ladang baru. Laporan itu berasal dari daerah dataran tinggi seperti Loksado, Telaga Langsat dan Padang Batung.
"Biasanya pembakaran semak dilakukan siang hari saat terik matahari, kita akan mendampingi masyarakat dalam pembakaran semak belukar ini dengan sistem pembakaran terkendali untuk menghindari meluasnya api," kata Wawan. ary
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Wednesday, October 11, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment