Radar Banjarmasin; Rabu, 9 Agustus 2006
BANJARMASIN - Untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang biasanya terjadi saat musim kemarau, sekarang Pemprov Kalsel mulai melakukan usaha koordinasi dengan berbagai pihak terkait, untuk mencari solusi agar masalah kerawanan meluasnya kebakaran hutan dan lahan ini bisa di antisipasi sedini mungkin.
Salah satunya dengan cara mengajak masyarakat mewaspadai titik api baru yang dianggap sebagai penyebab musibah kebakaran hutan dan lahan di Kalsel.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kalsel, saat ini sudah ada 16 buah titik api yang terdapat kawasan lahan pertanian, dan sebuah titik api yang terdapat di dalam hutan di kawasan Kabupaten Tabalong.
Menurut Wakil Gubernur Kalsel H Rosehan NB, karena bencana kebakaran hutan ini ketika terjadi tidak hanya sesaat saja, maka saat ini yang diperlukan adalah prediksi-prediksi penanganannya. Sehingga ketika bencana itu benar-benar terjadi, bisa diantisipasi lebih dini lagi. "Untuk musim kemarau ini, yang paling berbahaya itu adalah masalah kebakaran hutan dan lahan. Menurut beberapa orang petugas kebakaran yang saya temui, untuk mengantisipasi musibah kebakaran ini hendaknya masyarakat juga dapat menjaga lingkungan sekitar mereka," ujarnya, kemarin.
Jika musibah kebakaran hutan itu benar-benar terjadi, lanjutnya, maka yang dirugikan tidak hanya masyarakat Kalsel saja. Tetapi masyarakat yang berada di luar Kalsel pun juga ikut merasa dirugikan. "Tak hanya itu, imbas dari kebakaran hutan dan lahan ini juga merugikan negara yang berdekatan dengan kita. Karena asap yang ditimbulkan oleh kebakaran itu masuk ke wilayah negara tetangga itu," ujarnya.
Karena itu, papar Rosehan, jika dalam pencarian itu memang ditemukan titik api baru, maka usaha yang akan dilakukan oleh Pemprov dan instansi terkait lainnya adalah memberikan imbauan kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap timbulnya titik api baru lainnya. "Oleh karena itu, peran masyarakat untuk mengantisipai kebakaran ini sangat diharapkan, sehingga masalah kebakaran ini dapat diatasi secara bersama-sama," katanya.
Selain mewaspadai timbulnya titik api baru, Rosehan juga mengimbau kepada masyarakat petani yang memiliki ladang berpindah-pindah agar bila melakukan pembukaan ladang tidak dengan melakukan pembakaran. "Dikhawatirkan apabila pembukaan ladang dilakukan dengan cara pembakaran, dapat menimbulkan titik api baru yang tidak terpantau, hingga bisa menjadi kebakaran hutan," ujarnya.(gsr)
Tuesday, August 08, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment