Rabu, 09 Agustus 2006 01:23
Banjarmasin, BPost - Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin mengaku kekurangan peralatan untuk pemadaman kebakaran hutan. Karenanya jika sampai ada kawasan hutan di Kalsel terbakar maka sulit ditanggulangi.
Apalagi, peralatan pemadaman tersebut masih bersifat manual, yakni berupa bambu yang dibentuk seperti pompa. Karenanya jika kobaran api cukup besar, alat tradisional itu jelas tak sebanding dengan amukan si jago merah.
"Yang ada hanya semprot air dari bambu. Peralatan lebih canggih tidak punya. Sehingga, kalau sampai kebakaran pasti susah ditangani," ujarnya.
Karena kondisi seperti itu, pihaknya saat ini mengajukan permintaan peralatan yang memadai kepada pemerintah pusat.
Ancaman kebakaran hutan di Kalsel sendiri cukup tinggi, mengingat titik api terus bertambah. Kebakaran biasanya dipicu oleh pembakaran lahan oleh masyarakat.
Ia pun meminta agar masyarakat tidak membakar lahan dengan alasan pembukaan lahaan. "Kalau teorinya kebakaran itu dari gesekan kayu, tapi kemungkinannya kecil. Dan yang banyak karena pembakaran lahan oleh manusia yang merembet ke hutan," tukasnya.
Jumlah titik api (hot spot) sendiri terus bertambah. Minggu lalu jumlahnya 17 titik, dan sekarang sudah mencapai 45 titik.
Adapun daerah yang termasuk rawan kebakaran antara lain, Balangan, Tabalong, Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Selatan (HSS), Banjarbaru, Batola, Banjar dan Banjarmasin.
"Ini kan awal musim kemarau, tapi jumlah titik api sudah banyak. Makanya masyarakat jangan sampai membuat ulah yang bisa membakar hutan di daerah ini, tegasnya.coi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment