Wednesday, August 02, 2006

323 Titik Api di Sumsel, di Kalsel Titik Api Bertambah

Rabu, 02 Agustus 2006

Palembang, Kompas - Meski program penanggulangan pembakaran lahan dan hutan digalakkan, ternyata tradisi membakar semak belukar untuk membuka lahan pertanian tetap berlangsung saat ini.

Pemantauan satelit National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan ada 323 titik api di Sumatera Selatan (Sumsel) selama Juli. Beberapa titik ada di hutan konservasi Taman Nasional Sembilang.

Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Dodi Supriadi dan Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Hutan Achmad Taufik di Palembang, Selasa (1/8), mengungkapkan, pembakaran lahan bulan Juli meningkat dibandingkan bulan- bulan sebelumnya. Selama Juni hanya 55 titik api, Mei 28 titik api, dan April 16 titik api.

Titik api pada Juli menyebar di 11 kabupaten dan tiga kota. Titik api itu ada di Kabupaten Muara Enim (67), Musi Banyuasin (53), Musi Rawas (39), Ogan Komering Ilir (32), dan Ogan Ilir (25). Peningkatan jumlah titik api dinilai dalam ambang batas waspada.

"Masuk batas siaga jika muncul 200 titik api dalam sehari. Yang terbanyak baru 58 titik sehari, yaitu 27 Juli," kata Dodi. Beberapa titik api dipadamkan tim dari Dinas Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam.

Dari pemantauan, masyarakat yang hendak membuka lahan pertanian lebak membakar semak belukar dan rerumputan di rawa-rawa kiri kanan jalan lintas timur Sumatera antara Palembang-Indralaya.

Dinas Kehutanan menyiapkan pasukan Manggala Agni—240 orang, tersebar di empat daerah operasi. Dibantu Uni Eropa, 2.340 orang terlatih di 197 desa kini dibina untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. "Bupati dan wali kota telah menyebar edaran kepada camat dan kepala desa untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan sedini mungkin," kata Achmad Taufik.

Menjadi lebih banyak

Sementara itu, Satelit Badan Kelautan dan Cuaca AS mendeteksi 41 titik panas di Kalimantan Selatan awal pekan ini. Jumlah ini dua kali lebih banyak dibanding pekan lalu, 17 titik.

Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Sony Partono menyatakan, titik-titik api ada di luar kawasan hutan. Diperkirakan, itu merupakan lahan yang sengaja dibakar untuk perladangan. "Kami harap setiap daerah menyiapkan apel kesiagaan melawan kebakaran hutan dan lahan," kata Sonny.

Citra satelit memotret 15 titik api di Kabupaten Balangan, 12 di Hulu Sungai Selatan, enam di Banjarbaru, dan dua di Tapin.

Kabut asap mulai menyelimuti Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, dua hari terakhir, terutama pukul 06.00-07.00. Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran meminta para bupati memantai kondisi warganya menjelang musim kemarau agar jangan kekurangan beras.

50 ha hutan terbakar

Musim kemarau ini memicu kebakaran di sekitar 50 hektar hutan di kawasan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kuningan Slamet S Wastra mengatakan, Senin (31/7), kemarau ini mengakibatkan tiga kebakaran di hutan Gunung Ciremai, yaitu di Blok Cirendang, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan. Ia mengatakan, kebakaran melanda daerah berbatu yang ditumbuhi alang-alang. (IAM/FUL/CAS/LSD)

No comments: