Thursday, July 27, 2006

GANASNYA BANJIR MARTAPURA
Bocah 9 Bulan Itu Hidup Sendiri

BPost; Sunday, 02 July 2006 03:29

Berat nian cobaan yang diterima Ahmad Firdaus. Sang ibunda meninggal saat melahirkan dirinya, Kini, karena banjir, bocah yang baru berusia 9 bulan itu hidup sendiri, terpisah dari ayah dan kedua kakaknya.

Enam hari sudah Firdaus hidup dalam belas kasihan orang lain. Dia tak lagi berkumpul bersama keluarganya. Ayahnya, Abdul Hamid (35) harus bekerja di luar kota sebagai buruh serabutan. Dua kakaknya, Ahmad Jarkasi (17) dan Meliana Ulfah (13) mengungsi di rumah saudaranya di kawasan Cempaka, Banjarbaru. Rumahnya di Bincau Tengah RT3, Martapura Kota, tenggelam ditelan air bah.

Firdaus sendiri kini dipelihara oleh Sarkani (30), kerabat jauhnya di Desa Mandiangin Timur. "Kasihan dia, sejak kecil harus mengalami nasib seperti ini," ujar neneknya, Masliah (65) kepada BPost, Sabtu (1/7).

Banjir yang menenggelamkan sejumlah wilayah di Kabupaten Banjar memang menyisakan banyak cerita sedih. Meski secara perlahan-lahan, ketinggian air mulai surut. Para pengungsi pun secara berangsur-angsur kembali ke rumahnya. Namun ada juga yang tetap memilih bertahan di pengungsian.

Di Kecamatan Astambul, warga Desa Pasar Jati, Danau Salak, Banua Anyar Danau Salak dan Tambak Danau mulai ramai-ramai membersihkan rumahnya. Menurut Camat Astambul, Bambang Tenggono, selama beberapa hari ini ribuan warganya mengungsi di Gunung Balai, lapangan bola Danau Salak, Gunung Sari dan Gunung Alas.

Di Kecamatam Martapura dan Karang Intan banjir juga mulai surut. "Sejumlah desa seperti Mandiangin, Lok Tangga, Pasar Lama, Karang Intan, Sungai Arpat, Mali Mali, Pandak Daun, Jingah Habang Ulu, Jingah Habang Ilir masih terendam tapi tak dalam lagi," kata Camat Karang Intan, Yahmi Yadi.

Meski demikian ribuan warga masih bertahan di pengungsian, di Lok Tangga terdapat 1.515 KK, Bukit Bincau 600 KK, Mandiangin 600 KK dan Padang Panjang 128 KK.

Di tengah derita ini, hingga Sabtu (1/7) siang belum ada respon dari Pemprov Kalsel maupun Pemerintah Pusat terhadap pernyataan Bupati Banjar HG Khairul Saleh yang menyatakan saat ini pemkab setempat kekurangan stok pangan untuk pengungsi yang berjumlah 82.122 jiwa.

"Stok yang ada diperkirakan hanya bertahan hingga Minggu (2/7). Kita tidak tahu apa harus bagaimana nanti jika Senin (3/7) tidak ada bantuan dari Pemrov Kalsel dan Pemerintah Pusat atau para dermawan," jelasnya.

Dia mengaku Pemkab Banjar sudah mengirimkan surat ke Gubernur Kalsel dan Mensos. "Mungkin besok akan kita tindak lanjuti lagi langsung ke Mensos. Untuk menanggulangi bencana ini, kita sudah mengeluarkan dana sekitar Rp1,2 miliar," ujarnya. mtb/awj/ofy/adi

No comments: