Banjarmasin Post; Rabu, 19 April 2006 02:47:14
BANJIR yang melanda wilayah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah
selam a sepekan terakhir ini, kini mulai berdampak pada dunia pendidikan
di daerah tersebut. Beberapa sekolah terpaksa meliburkan siswanya,
karena gedung temp at belajar dan mengajar terendam.
Tak tanggung-tanggung, jumlah yang diliburkan itu mencapai ribuan siswa.
Bi sa dipahami, karena banjir yang diakibatkan meluapnya Daerah Aliran
Sungai (DA S) Barito itu, kini terus meluas.
Tidak ada tanda-tanda banjir akan menyurut. Ketinggian air justru
mencapai sekitar dua meter, atau meningkat 50 cm dari sehari sebelumnya.
Berdasar informasi dan pantauan BPost di Muara Teweh, kemarin (18/4),
sejum lah sekolah yang terendam banjir itu, gedung sekolahnya berada di
pinggiran DAS Barito yang tersebar di wilayah Kecamatan Lahei, Teweh
Tengah dan Montallat.
Sekolah yang menghentikan kegiatan belajar dan mengajar ini juga dialami
sekolah yang tidak terendam banjir, namun jalan di sekitar lingkungan
sekol ah terendam banjir.
Sekretaris Camat (Sekcam) Teweh Tengah, Eveready Noor SE mengakui,
beberapa kepala desa sudah memberitahukan kepada pihaknya mengenai
sekolah yang diliburkan.
Murid sekolah yang diliburkan di wilayah Kecamatan Teweh Tengah sebanyak
1. 310 orang pada 14 SD dan TK berada di pinggiran sungai Barito
tersebar di Kelurahan Melayu, kelurahan Jambu, desa lemo, Bintang
Ninggi, Buntok Baru, dan Pendreh. "Data itu berdasarkan laporan secara
lisan sejumlah kepala des a kepada pihak kecamatan," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Barut Drs Masdulhaq mengakui, gedung sekolah
yang terendam banjir ini jumlahnya cukup banyak, namun belum ada yang
melaporkan secara resmi kepada pihaknya. "Kita beri toleransi terhadap
sekolah yang libur akibat banjir dan merupakan kewenangan pihak
sekolah," katanya.
Selain merendam bangunan sekolah, banjir kali ini juga merendam ribuan
ruma h penduduk dan pusat kesehatan masyarakat di empat kecamatan di Barut.
Berdasarkan data yang ada di satuan pelaksana penanganan bencana
pengungsi (Satlak PBP) di kantor Dinas Kesbanglinmas Barut, baru satu
kecamatan yang melaporkan kondisi daerahnya yakni Kecamatan Teweh Tengah.
Di kecamatan itu sebanyak 842 rumah, delapan sekolah, lima puskesmas,
lima kantor desa dan sembilan tempat ibadah, serta 359 hektare sawah
serta kebun karet terendam.
Menurut Seketaris Satlak PBP yang juga Kepala Dinas Kesbang Linmas Barut
Dr s Tenggara Tawang, ketinggian air saat ini diperkirakan mencapai 1,5
meter.
Beberapa posko, dengan link Informasi di telekda Pemkab Barut, juga
sudah mulai diaktifkan. Hingga saat ini, belum dilaporkan ada warga yang
mengungs i akibat banjir ini.
"Hingga sekarang banjir masih bisa dikatakan normal, jadi belum
ditetapkan status siaga satu. Kita berpatokan di depan kantor Polres
Barut, jika di si tu mulai terendam baru kita berlakukan siaga," kata
Tenggara.
Menurut anggota DPRD Barut dari Komisi A, Aprian Noor, seharusnya
pemerinta h mengantisipasi banjir sejak dini, dengan membuat perencanaan
yang matang mengenai pembangunan infrastruktur, terutama sekolah-sekolah
dan tempat pelayanan kesehatan yang berada di daerah yang rawan banjir.
"Pemerintah tidak ada inisiatif. Pemerintah baru bertindak setelah
terjadi bencana. Daerah kita kan mulai tahun 50 an sudah biasa
terendam, namun hing ga kini tidak ada solusi mengenai bencana ini"
tegas Apri.
Berdasar pantauan BPost, warga yang rumahnya terendam sudah memindahkan
bar ang perabotan maupun keluarganya ke daerah yang tidak terjangkau
banjir. Namun, banyak pula yang bertahan, meski air sudah menggenangi
separo tinggi rumah mereka. Mereka memilih mendirikan panggung dalam
rumah untuk menyelamatkan perabotannya.
"Kami tetap bertahan di dalam rumah dengan mendirikan panggung, karena
menj aga perabotan agar tidak terendam atau jatuh ke dalam air," ujar
Ancah, warga Gang Paraguay. Di kawasan itu ketinggian air hampir dua
meter. ck7
No comments:
Post a Comment