Radar Banjarmasin; Selasa, 16 Mei 2006
BANJARMASIN - Banjir yang melanda 9 kecamatan di Kabupaten Barito Kuala
(Batola), mendapat perhatian serius DPRD Kalsel. Para wakil rakyat ini
mendesak agar Pemprov Kalsel segera menggunakan dana belanja tak tersangka
yang dianggarkan dalam APBD 2006. Ini agar dampak banjir yang mulai
dirasakan
warga setempat bisa segera teratasi.
"Mengapa Pemprov tak gunakan belanja tak tersangka saja? Padahal, dalam
APBD sudah dianggarkan sebesar Rp3 miliar untuk bencana alam, termasuk
banjir tahunan yang melanda Batola," tukas Ketua Komisi IV DPRD Kalsel,
H Nurdin HB, kepada wartawan koran ini, kemarin.
Menurut Nurdin, untuk menanggulangi banjir tahunan yang melanda
Kecamatan Kuripan memang diperlukan sebuah kajian mendalam, terutama
mengatasi luapan air Sungai Barito. Namun, untuk langkah awal, Nurdin
meminta agar badan jalan yang terus digenangi air bisa ditinggikan
mencapai 1 meter lebih tinggi dari halaman rumah penduduk. "Kami
melihat, justru badan jalan yang dibangun itu hanya setengah meter,
sehingga teredam air. Padahal, aspal hotmik yang sudah digunakan untuk
badan jalan di sana," tuturnya.
Meski begitu, Nurdin tak lantas setuju dengan usulan Wagub Kalsel HM
Rosehan NB yang ingin mendatangkan tim peneliti atasi banjir tahunan di
Batola. Dia memprediksi, butuh dana besar untuk mengatasi gejala alam
tahunan tersebut.
Sebab, Nurdin memprediksi banjir tahunan yang melanda Batola akan
berlangsung satu bulan lebih. Ini karena, beber dia, Batola merupakan
daerah bawahan, sementara banjir yang melanda daerah atasan seperti
Kabupaten Tabalong dan Balangan hanya berlangsung sepekan, begitu pula
banjir yang melanda daerah lain berjalan sekitar 2 pekan. "Banjir yang
melanda daerah atasan itu karena luapan air Sungai Tabalong dan
Balangan. Namun, air itu akan mengalir ke daerah bawahan menuju Sungai
Barito," terangnya.
Makanya, Nurdin melihat dengan digarapnya pengerukan alur Sungai Barito,
dipastikan akan bisa menampung berapa juta kubik air yang tak tertampung
di anak Sungai Barito. "Dengan kedalaman pengerukan air tersebut,
berarti akan membantu ketinggian air yang berada di hulu sungai.
Seharusnya, masalah sungai ini yang jadi perhatian, sebelum melakukan
penelitian lebih mendalam," katanya.
Menurut Nurdin, kondisi sungai yang ada di Kalsel, termasuk Banjarmasin,
sudah sangat mengkhawatirkan. Dengan kondisi sungai yang tak bisa lagi
menampung air, maka banjir tahunan akan selalu melanda. "Apakah nantinya
dengan dana ABT (Anggaran Biaya Tambahan) APBD 2006 bisa digunakan untuk
penelitian banjir. Padahal, masalah banjir itu adalah komprehensif,
bukan hanya di hilir namun juga di hulu sungai," bebernya.
Namun, Nurdin tetap berharap Pemprov Kalsel segera mengatasi masalah
banjir tersebut dengan cepat, terutama memenuhi permintaan masyarakat
yang dilanda banjir, seperti kebutuhan air bersih. Bagi Nurdin, dengan
kondisi banjir, warga akan kembali melakoni tradisi minum air sungai,
sehingga sangat rawan dengan penyakit. "Untuk langkah pertama,
pemerintah harus menyedikan air bersih bisa melalui tandon atau
menyiapkan penyaringan air bersih yang bisa digunakan warga. Apalagi,
banjir yang melanda tersebut merupakan banjir tahunan," imbuhnya. (dig)
No comments:
Post a Comment