Thursday, July 27, 2006

7.000 Ha Padi Terancam Puso

Sunday, 04 June 2006 00:30:31

Martapura, BPost - Imu (58), warga Kampung Melayu Tengah Martapura Timur hanya bisa memandang kosong sawahnya yang berada di tepi Jl KH Sya’rani Arif yang kini seluruhnya terendam air. "Habis sudah sawah kita. Padahal dua bulan lagi sudah panen," ujarnya dengan nada sedih.

Meskipun air luapan Sungai Martapura secara umum sudah mulai turun, namun ratusan hektare sawah di kampungnya kemungkinan besar puso, karena air sangat sulit untuk surut karena terhalang jalan. Kondisi serupa juga terjadi di Desa Pingaran Ilir. Johan (60), warga setempat mengatakan, sawahnya seluas 2 hektare seluruhnya terendam air dan kemungkinan besar puso.

Sebagian sudah ada yang menguning, sebagian lagi sudah mulai berisi. "Kalau air lama menggenang, kemungkinan habislah seluruh padi kita. Kondisi yang sama juga dialami petani lainnya, tak kurang 40 hektare sawah ada di desa kami," ucapnya.

Baik Imu maupun Johan berharap Pemkab Banjar membantu pengadaan bibit untuk menghadapi musim tanam berikutnya. "Kami berharap, ada bantuan bibit padi sehingga kami bisa bertani selepas banjir ini," katanya.

Menurut Kadistan Banjar Eddy Hasbie, berdasarkan data sementara luasan sawah yang terendam di beberapa kecamatan seperti Astambul, Mataraman, Martapura Barat, Martapura Timur dan Martapura mencapai 7.000 hektare.

"Kita masih terus mendata dengan melibatkan petugas penyuluh lapangan dan mantri pertanian. Nanti, akan kita klasifikasi dari luasan itu apakah termasuk yang terancam puso atau sudah puso," ungkapnya.

Untuk memenuhi keinginan petani, pihaknya harus mengetahui terlebih dahulu jumlah luasan lahan yang padinya puso. Barulah mengupayakan bantuan penanganan pascabanjir ke pusat.

"Kemungkinan bantuan itu ada sekitar September dan Oktober. Tetapi, kendalanya bantuan itu belum pasti ada. Kalaupun ada, terbentur dengan masuknya musim penghujan di bulan itu. Kita khawatir bantuan itu kurang efektif, tetapi justru dijadikan bahan makanan bagi petani," tuturnya.

Di Mataraman, Astambul, Karang Intan dan sebagian Martapura Timur, warga terlihat mulai membersihkan rumahnya yang terendam air. Konsentrasi pengungsian juga sudah mulai ditinggalkan.

Di sepanjang Jl A Yani, Tambak Anyar Martapura Timur, warga membersihkan perabot rumah tangga yang terkena lumpur. Kursi dan kasur tampak dijemur di depan rumah. Karena belum bisa menggarap sawah yang masih terendam, warga masih mengharapkan uluran tangan dari pengguna jalan.

Sementara ketinggian air terlihat meningkat di Martapura Barat dan Sungai Tabuk. Di Kantor Camat Martapura Timur telah dibuka posko bencana dan dapur umum. Meski belum ada konsentrasi pengungsian, segala sesuatunya telah disiapkan jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi besar-besaran pengungsi, kata Camat Martapura Timur Irwan Kumar. adi

No comments: