Friday, July 28, 2006

450.000 Ton Padi Hilang

Saturday, 15 July 2006 02:21:14

Jakarta, BPost - Departemen Pertanian (Deptan) memperkirakan ada sekitar 100 ribu hektar (ha) areal persawahan bakal gagal panen akibat musim kering.

Hal itu berdasarkan laporan Deptan ada 24 kabupaten yang tersebar di 14 provinsi di Indonesia tergolong daerah sangat rawan kekeringan serta 10 kabupaten merupakan wilayah rawan kekeringan.

Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimuso di Jakarta, menyatakan, hingga kini kekeringan telah melanda 50 ribu ha sawah sementara 50 ribu ha lainnya terancam kekeringan di beberapa sentra produksi padi. "Oleh karena itu perlu diwaspadai terhadap 100 ribu ha sawah tersebut agar tidak terjadi gagal panen atau puso," katanya.

Menurut dia, jika produktifitas tanaman mencapai 4,5 ton per ha maka angka kehilangan hasil kalau sampai terjadi gagal panen terhadap 100 ribu ha areal persawahan tersebut bisa mencapai 450 ribu ton.

Sutarto meminta Pemda untuk menjaga agar pengairan pada lahan persawahan tersebut tetap lancar sehingga tidak sampai kekeringan yang menyebabkan gagal panen.

Dikatakannya, bencana kekeringan yang melanda areal pertanian tanaman padi saat ini berdampak terhadap penurunan produktivitas lahan sekitar 20-30 persen.

Menurut dia, bulan Juli-Agustus semestinya merupakan masa panen yang kedua untuk musim gadu sehingga untuk masa tanam bulan April, namun banyak petani yang justru masih menanami sawahnya karena pengaruh hujan pada bulan Juni.

Sementara itu Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyatakan, melakukan berbagai upaya mengatasi kekeringan dengan membantu pengadaan pompa air. Sedang dananya diambilkan dari dana tanggap darurat Deptan sebesar Rp61 miliar.

Tiga Kabupaten

Sementara itu di Kalsel Kepala Dinas Pertanian Kalsel Sriyono mengatakan ada tiga kabupaten yang harus waspada karena memiliki lahan pertanian bertipikal pasang surut.

"Para petani di Kabupaten Barito Kuala, Tanah Laut dan Banjar segera melakukan tindakan antisipasi supaya padi yang ditanamnya tidak puso atau gagal panen.

Sedang kawasan di luar Kabupaten Kotabaru Juli ini diprediksikan pihak Badan Meteorologi dan Geofisika/BMG telah memasuki masa kering. Namun karena beberapa kawasan masih diguyur hujan, kekeringan belum begitu terasa.

Dijelaskan Sriyono, padi yang ditanam di atas lahan pasang surut tak tahan kalau lahannya kering, sebab berdampak pada intrusi air laut ke lahan tersebut. Jika hal ini terjadi, panen akan gagal dan padi jadi puso.

Berdasarkan data di Dinas Pertanian Kalsel dalam siklus lima tahunan, lahan pertanian yang mengalami kekeringan terparah terjadi Agustus. Pada bulan ini luasan lahan yang kekeringan 2.143,3 hektare dari total lahan rusak akibat kekeringan sebanyak 27.322,3 hektare. ant/niz

1 comment:

Anonymous said...

Your website has a useful information for beginners like me.
»