Tuesday, September 09, 2008

Banjir Satui Telan Dua Warga, Menyembul Saat Tronton Digoyang

Senin, 08-09-2008 | 01:18:16

Suasana duka masih terasa di lokasi musibah, tepatnya jalan tambang Km 21 Desa Bukit Baru, Satui, Tanah Bumbu, Minggu (7/9). Tapi apa daya, truk tronton yang terbalik akibat terseret banjir itu, belum juga kelihatan. Pada hal sang sopir, Sukardhi belum diketahui nasibnya. Tinggi genangan air masih sepinggang orang dewasa.Banjir tahun lalu di Satui Tanah Bumbu - DOK. BPOST

Beruntung, Tim SAR dan aparat kepolisian tak kenal kata menyerah. Munculah ide, bodi tronton yang terperosok dalam genangan air itu dipasangi tali. Tronton pun digoyang-goyang dengan menarik tali tersebut. Anggota Tim SAR terperangah karena tiba-tiba menyembul sesosok jasad laki-laki. Dipastikan dialah Sukardhi (50), warga Jalan Pasar Bawah RT5 Sungai Danau, yang sejak Jumat (5/9) malam dicari-cari.

Penemuan korban ini mengakhiri operasi pencarian korban banjir di wilayah tersebut. Sehari sebelumnya, Ny Atik (40), warga Desa Makmur Mulya ditemukan tewas di dalam kabin tronton yang terperosok itu, sekitar pukul 08.00 Wita.

Sukardhi dan Atik menjadi korban karena saat banjir datang, tronton yang mereka tumpangi terbalik. Diduga mereka tak sempat menyelamatkan diri karena arus cukup deras.

Sedangkan empat penumpang lainnya lolos dari maut setelah berhasil keluar dari jendela kabin.

Kapolsek Satui, AKP Angga, berkisah, setelah ditemukan korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Sungai Danau untuk divisum. Setelah itu diserahkan kepada anggota keluarganya.

Saat ditemukan, Sukardi masih mengenakan baju dan celana. Di tubuhnya tidak ada luka tanda-tanda terjepit. Hanya ada bekas memar-memar di beberapa bagian tubuh yang diduga akibat benturan dengan bodi truk.

"Tronton itu harus bisa dievakuasi. Ya menunggu sampai air surut. Karena badan truk belum kelihatan. Air masih setinggi pinggang," ucap Angga, ketika ditanya mengenai tindakan lebih lanjut terkait musibah tersebut.

Tak Henti

Sementara itu, hujan yang tidak ada henti mengguyur wilayah Tanah Bumbu, menambah parah kondisi banjir di wilayah ini. Selain air meluber hingga merendam rumah penduduk, areal genangan banjir juga meluas. Kini banjir meliputi wilayah Satui, Kecamatan Mantewe terutama Km 39-42 dan Kecamatan Karang, Tanah Bumbu.

Yang paling parah terjadi di wilayah Desa Mentawakan Mulya, Mantewe. Air Sungai Mentawakan meluber ke permukiman di Desa Dukuh Rejo, hingga setinggi satu meter. Karena akses jalan terputus, warga kesulitan melaksanakan aktivitas sehari-hari baik ke pasar maupun ke ladang.

Menurut pantauan, warga cukup sibuk untuk menyelamatkan harta benda miliknya. Meski begitu, warga belum mengungsi. Mereka menyatakan, musibah ini bukanlah kejadian yang pertama. Setiap musim penghujan tiba, kawasan tersebut menjadi langganan banjir.

Sebagian warga juga berinisiatif meminimalisir kerugian. Mereka bermai-ramai membuat parit di sekeliling rumahnya guna mengalirkan air yang mengepung rumahnya.

"Saya coba buatkan saluran ke ladang. Ya semoga bisa mengurangi genangan air di halaman ini," ucap Junaidi (54), warga Karang Bintang.

Meski air di halaman rumahnya setinggi lutut, istri dan anak-anaknya terlihat sudah berkemas-kemas barang.

Sementara itu, sebagian warga Kecamatan Satui yang rumahnya terendam air, memilih bertahan di Masjid Raya Sungai Dana atau numpang tinggal di rumah sanak saudaranya yang tidak mengalami banjir.

"Kami pilih tinggal di sini (masjid), biar tidak repot-repot lagi cari makan untuk buka puasa," ujar Ny Fatimah. (coi)

No comments: