Friday, September 05, 2008

Abrasi Di Pesisir Utara Pulau Laut

Sabtu, 06 September 2008 13:25 redaksi

KOTABARU - Gelombang besar dan pasang air laut dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan jalur di pesisir utara Pulau Laut di sebelah utara wilayah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, terancam terkikis gelombang laut (abrasi).

Informasi dihimpun, Jumat daerah yang terancam abrasi merupakan jalur Brangas-Kotabaru, di km 11 Desa Gedambaan, Pulau Laut Utara wilayah Kotabaru.

Puluhan meter beton siring yang berfungsi penahan gelombang, dan ombak pada jalur yang menghubungkan ibukota Kabupaten Kotabaru, dengan Kecamatan Pulau Laut Timur di pesisir Gedambaan telah ambruk, bahkan masih ada ratusan meter lagi yang mulai keropos dan segera ambruk karena dihantam ombak besar.

Menurut seorang warga Desa Gedambaan, Galuh (57), pecahan gelombang yang tingginya mencapai dua meter lebih dalam beberapa pekan terakhir ini menyebabkan puluhan meter siring ambruk.

"Gelombang yang menabrak siring terlalu besar, bahkan ketinggiannya mencapai atap peristirahatan warga (sekitar 2 meter) di tepi jalan, sehingga dalam beberapa waktu saja siring ambruk," ucapnya.

Selain meruntuhkan puluhan meter siring pada jalur utama, ombak besar juga telah menggerus ratusan meter bibir pantai di sekitar badan jalan di Desa Gedamabaan. Ratusan batang pohon kelapa dan pohon laban, serta kayu liar yang berfungsi menahan siring dari hantaman gelombang, roboh diterjang ombak besar.

Dikhawatirkan lambat laun jalur utama Kotabaru-Brangas akan terputus, dan menyebabkan distribusi barang-barang dan sembilan bahan pokok (sembako) akan terganggu, jika tidak segera mendapatkan perhatian khusus.

Sementara itu, sejumlah pengguna jalan yang berhasil ditemui mengaku, terpaksa mengurangi kecepatan kendaraannya ketika melintasi jalur tersebut pada saat air laut pasang, karena akan berakibat fatal.

Suprapto (30), warga Kelumpang Selatan, yang berniat liburan ke obyek wisata pantai Gedambaan mengaku, tidak berani memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, takut akan terjadi kecelakaan, akibat jalan licin tergenang air laut.

Selain membahayakan, kendaraan akan mudah kropos dan hancur karena kemasukan air asin, yang menyebabkan besi mudah karatan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Kotabaru, Siswo Sugondo, hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi. Sedangkan Kepala Seksi Bina Marga H Rahmadi, hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi, terkait ancaman abrasi pada jalur Berangas-Kotabaru. an/mb02

No comments: