Selasa, 26 Agustus 2008
PELAIHARI – Hujan deras semenjak Minggu (24/8) pagi hingga Senin (25/8), akhirnya melumpuhkan kegiatan warga desa Gunung Mas Kecamatan Batu Ampar dan sekitarnya.
Ada tiga ruas jalan utama yang tidak dapat dilewati, karena terendam air, yang dalamnya mencapai hingga 1,5 meter.
Jalan di Desa Gunung Mas merupakan salah satu ruas utama menuju Kecamatan Batu Ampar. Macetnya jalan di desa ini menyebabkan banyak warga yang terhambat. Baik masuk maupun keluar dari Kantor Kecamatan.
“Banjir ini pertama kali terjadi, sebelumnya tidak pernah ada banjir sampai sedalam ini,” sebut Darno Ketua RT 6, saat meninjau Lokasi Banjir di salah satu ruas jalan.
Selain, warga, pihak sekolah pun terkena imbasnya . Seperti SMAN Batu Ampar, yang terpaksa meliburkan siswanya. Sebagian siswa yang sempat tiba di sekolah, akhirnya kembali pulang ke rumah.
Mereka rata-rata berdomisili di sekitar sekolah. “Kami dekat aja dari sekolah. Kalau yang jauh, belum ada yang datang,” tutur seorang siswi yang berjalan pulang menuju rumahnya.
Selain Gunung Mas, desa–desa yang masih di kecamatan Batu Ampar juga tergenang banjir parah. Desa Durian Bungkuk, misalnya. Dari laporan warga, jalan-jalan utama di desa itu tidak dapat dilalui, sehingga harus dilintasi dengan perahu karet.
Kondisi serupa juga dialami Desa Jilatan. Bahkan panjang genangan mencapai hingga 500 meter. Mobil yang memiliki bodi rendah cukup kesulitan melintas di kawasan yang tergenang banjir tersebut
Jalan raya Trans Kalimantan di desa tersebut terluapi air bah hingga 50 centimeter, arus lalu lintas pun terganggu karena harus lewat bergantian. Beberapa rumah warga juga kebanjiran.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada korban jiwa, namun warung sembako milik Mardikansyah yang juga Ketua RT 2 habis disapu air bah.
"Mardikansyah tidak sempat memgamankan hartanya karena saat air naik pada pukul 01.30 Wita ia sudah tidur," ujar Kepala Desa Jilatan, Anang Hamli, Senin (25/8).
Selain Jilatan, Jalan Trans Kalimantan arah Pelaihari-Kintap yang juga terendam hingga setinggi satu meter siang kemarin, ada tiga titik . Yakni Desa Tajau Pecah, Jorong dan Asam Asam.
Di kota Pelaihari sendiri , rumah warga di Pintu Air kembali kebanjiran. Data dari Kesbang, tercatat sekitar 200 KK yang terendam. Selama ini, Sungai Kandangan yang melintasi titik tersebut, selalu menjadi langganan banjir ketika hujan berlangsung lama.
Hal itu disebabkan dangkalnya sungai, sehingga arus air tersendat alias tidak lancar. Apalagi di beberapa titik, banyak sampah dan ada belasan rumah yang persis berada di atas sungai, yang menyebabkan air kian lamban mengalir. (mr-90)
No comments:
Post a Comment