Selasa, 27 November 2007
Radar Banjarmasin
MARTAPURA– Pemkab Banjar diingatkan untuk sedini mungkin mengantispasi datangnya banjir di tahun 2008 mendatang. Apalagi di sebagian daerah Kalsel banjir sudah melanda. Seperti di Kabupaten Balangan.
“Jika melihat kondisi alam, memang banjir tidak akan melanda daerah kita dalam waktu dekat ini. Tetapi melihat pengalaman yang sudah-sudah, tidak berlebihan jika antispasi sudah dilakukan sejak dini,” imbau Wakil Ketua Komisi IV H Jamhari, kemarin.
Menurut dia, selain sarana dan prasarana umum banyak yang rentan bencana banjir, areal pertanian juga tak kalah rentannya. Seperti Kecamatan Astambul, sebagian Martapura Kota, Martapura Timur dan Barat selalu menjadi daerah langganan banjir.
“Untuk areal pertanian, Jamhari menggarasibawahi antisipasi yang sangat penting dilakukan oleh pemerintah adalah ketersediaan bibit tanaman padi,” katanya.
Pun demikian, Jamhari menegaskan, untuk mengatasi persoalan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Tanpa kesadaran dan peran aktif masyarakat, semua penanganan yang dilakukan tidak bakal berjalan maksimal.
“Paling gampang peran aktif masyarakat adalah menjaga saluran-saluran air tetap normal. Jangan lah membuang sampah sembarangan di tempat-tempat aliran sungai. Iya ‘kan sungai-sungai penting di Kabupaten Banjar saat ini banyak yang mengalami kedangkalan,” katanya.
Makanya, tambah politikus PKS Kabupaten Banjar ini, tanpa kepedulian yang baik dari masyarakat, persoalan banjir ini tidak bakal bisa diatasi dengan baik.
Lebih jauh Jamhari mengungkapkan, sungai-sungai yang saat ini kondisinya mengalami pendangkalan parah antara lain Sungai Astambul yang mengalir ke arah desa Kelampaian.
“Lihat saja di muara Sungai Astambul yang mengalir ke Sungai Tuan. Kalau pernah menyaksikan kondisi sungai itu pada tahun 1980-an lalu, baik kedalaman maupun lebar sungai sudah jauh lebih dangkal dan sempit. Nah, dengan kondisi aliran sungai seperti itu, sangat wajar jika air hujan tidak bisa tertampung dengan baik dan akhirnya meluap ke areal persawahan,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah itu, Jamhuri menyarankan untuk melakukan pengerukan dasar sungai. Atau bisa juga dengan melakukan normalisasi sungai.
Sekadar diketahui, sungai tersebut mengaliri ribuan hektare areal persawahan. Seperti di Desa Kelampaian, Sungai Tuang, Sungai Putat, Limamar, Akar Baru, Munggu Raya sebagian Kampung Melayu dan banyak daerah pertanian lainnya lagi.(yan)
No comments:
Post a Comment