Monday, 30 July 2007 01:21
BANJARMASIN, BPOST - Banjir yang melanda permukiman di sekitar Sungai Riam Kiwa dan Sungai Riam Kanan, sekitar sepuluh tahun lagi baru bisa teratasi. Itu pun dengan syarat, proyek gerakan rehabilitasi lahan (gerhan) di kawasan itu berhasil.Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan (Kalsel), Suhardi, mengatakan, di lokasi yang menjadi langganan banjir tersebut kini kondisinya cukup memprihatinkan, bukan hanya pohon-pohon besar habis ditebang, namun ilalang yang sebenarnya juga mampu menahan luapan air juga sudah dibabat.
"Kendati tidak ada pohon, ilalang pun masih mampu menjadi kawasan resapan air, tapi di daerah tersebut sudah gundul, akibat kegiatan tambang dan penebangan hutan," katanya.
Apalagi tambah Suhardi, pohon-pohon di hutan yang berada di kawasan lebih atas juga telah gundul, sehingga air hujan langsung menyebabkan banjir.
Mengatasi kondisi tersebut, Pemkab Banjar telah memprioritaskan kegiatan gerhan di daerah itu, namun tetap memerlukan waktu cukup lama karena menunggu pohon-pohon yang ditanam tumbuh dan berfungsi menahan luapan air.
Menurutnya selain Kabupaten Banjar, empat kabupaten lain di Kalsel yakni Tapin Tala, Tabalong dan Hulu Sungai Utara hutannya juga cukup kritis, sehinga harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. "Di Tala saat ini kerusakan hutan juga sangat parah, sehingga banjir yang berulang kali terjadi sulit untuk diatasi," kata Suhardi. ant
No comments:
Post a Comment