Jumat, 27 Juli 2007
KOTABARU ,- Akibat hujan yang terus mengguyur selama beberapa hari di kawasan Kabupaten Kotabaru, ratusan ton gabah hasil panen dan siap panen di beberapa desa di Kecamatan Pulau Laut Timur rusak karena terendam dan tidak dapat dijemur.
Camat Pulau Laut Timur, Bahrudin menjelaskan, akibat hujan dan meningginya permukaan air di sembilan desa, padi dan gabah hasil panen milik warga mengalami kerusakan karena tidak bisa dipanen dan dijemur.
"Dengan kondisi seperti ini ratusan ton gabah yang sudah dipanen itu akan rusak dan kualitasnya akan menurun. Biasanya setelah padi dipanen, gabahnya langsung dijemur. Tapi akibat hujan terus menerus gabah tersebut tidak bisa dijemur,” ujar Bahruddin menjelaskan.
Dari sekitar 5 ribu hektar tanaman padi, lanjut Camat, sebagian besar telah dipanen. Namun hasil panennya baru sebagian yang sudah dijemur, sedangkan sisanya masih menumpuk di lumbung-lumbung padi.
"Biasanya masyarakat di sini hanya mengandalkan sinar matahari untuk menjemur padi, karena saat ini kami masih belum memiliki peralatan pemanas buatan semacam dryer. Dengan tidak terkena matahari dapat dipastikan hasil panen petani di Pulau Laut Timur akan mengalami kerusakan," jelasnya.
Selain kerusakan gabah, kawasan persawahan puluhan hektar siap panen kini juga rusak akibat terendam banjir selama tiga hari ini. Bahrudin khawatir, jika hujan terus menerus dan gabah tidak dapat dijemur, mengakibatkan nilai jual gabah akan turun drastis.
Dengan kondisi seperti ini, petani di kawasan Pulau Laut Timur mengharapkan agar pemerintah Kabupaten Kotabaru bisa membangun mesin pemanas. Karena jika gabah tidak dijemur, kualitasnya akan menurun bahkan mengalami kerusakan, sehingga petani akan sangat dirugikan dengan kondisi alam seperti yang terjadi sekarang ini.
Kiranya harapan masyarakat tersebut sejalan dengan rencana Pemkab Kotabaru yang akan menjadikan Pulau Laut Timur menjadi lumbung padi Kabupaten Kotabaru.(ins)
No comments:
Post a Comment