Sunday, May 06, 2007

SUNGAI AMANDIT DAN HARUYAN MELUAP Lansia Dievakuasi dengan Perahu

Senin, 07 Mei 2007 02:42

KANDANGAN, BPOST - Hujan deras selama dua hari menyebabkan Sungai Amandit di Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Sungai Haruyan di Hulu Sungai Tengah (HST) meluap. Kedua kabupaten bertetangga itu pun dilanda banjir.

Akibat luapan air yang terjadi sejak Minggu (6/5) dinihari itu, sekitar 2.000 rumah terendam. Ketinggian air mencapai sepundak orang dewasa.

Di HSS banjir terparah terjadi di Kecamatan Angkinang dan Kandangan Kota. Diperkirakan sedikitnya 500 warga di sana terpaksa mengungsi ke rumah-rumah penduduk yang dianggap aman.

Ratusan rumah di sepanjang bantaran Sungai Amandit memang menjadi wilayah terparah. Misalnya Desa Muara Banta, Kandangan Hulu, Palantingan hingga daerah padat pemukiman seperti Pulau Nagara, Pulau Sepakat dan Pulau Ringgit.

Pusat kota Kandangan pun tak luput dari terjangan banjir. Akibatnya, Madrasah Darul Ulum di Jl Singakarsa yang biasanya tidak libur pada hari Minggu terpaksa parai karena ruangan kelas terendam air. Nasib serupa dialami SDN Baluti I dan Kandangan Kota II.

Sementara itu, di daerah pegunungan Kecamatan Loksado, air jeram Amandit meluap drastis. Puluhan pohon bertumbangan ke sungai akibat tebing longsor. Namun, sejauh ini belum diperoleh keterangan adanya korban jiwa.

Banjir kali ini merupakan kali kedua selama tahun 2007. Sebelumnya pada Februari 2007 lalu, 1.895 rumah terendam dan 1.000 hektare sawah rusak.

Musibah itu terjadi, selain karena luapan air sungai, dipengaruhi pula buruknya sistem drainase, terutama di wilayah perkotaan. Sejumlah drainase di permukiman warga tak mampu menampung air hujan hingga meluber ke jalanan.

Menyikapi banjir tersebut, petugas Dinkessos mendirikan posko banjir di Kantor Bupati HSS dan Kantor Dinkessos. Namun sampai petang kemarin belum ada pembagian bantuan makanan. Sedangkan Bupati HSS, HM Safi’i serta Wabup Bahdar Djoehan juga telah melakukan peninjauan.

Kabid Bantuan Kesejahteraan Sosial, Hairuddin, mengatakan, pihaknya masih menunggu instruksi untuk membuka dapur umum maupun memberikan bantuan tanggap darurat.

Seperti halnya nasib tetangganya, HSS, banjir di HST terparah menerjang Desa Pengambau Dalam dan Pengambau Hilir, dan Pengambau Luar, Kecamatan Haruyan. Ketinggian air sekitar satu meter.

Tim Resque 654 Murakata terpaksa minta bantuan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Amuntai karena kewalahan menanganinya warga yang ingin mengungsi. "Itulah kelemahan kita di sini, kita tidak punya perahu karet, makanya terpaksa minta bantuan Tagana," ujar Barap HS, Ketua resque 654 Murakata.

Sementara menunggu datangnya bantuan dari Amuntai, tim resque mencoba mengevakuasi warga yang terjebak banjir, terutama para kaum lanjut usia (lansia). ary/yud

No comments: