Tuesday, May 08, 2007

BOCAH KORBAN BANJIR HSS DITEMUKAN "Kubalik, Ternyata Jenazah Shinta"

Rabu, 09 Mei 2007 03:10

Dua kelopak mata Ny Masriyah (45), tampak berkantung. Selasa (8/5) dinihari itu, ia hanya bisa memandangi jenazah anaknya, M Andi (4), yang sudah kaku. Ia pun terpaksa melepas pakaian yang masih menempel di tubuh sang anak menggunakan gunting.

Beberapa jam sebelumnya, M Andi, salah satu bocah korban banjir meluapnya Sungai Hamak Timur di Kecamatan Telaga Langsat, Hulu Sungai Selatan (HSS), ditemukan sekitar lima kilometer dari lokasi tenggelam. Bocah malang itu ditemukan tak bernyawa dalam keadaan mengapung di atas sungai. Atas kesepakatan keluarga, Selasa dinihari, jenazahnya dimakamkan di Pekuburan Muslimin setempat.

Hingga siang kemarin, suasana duka masih menyelimuti keluarga Mahyuddin (45) yang tinggal di Dusun Datar Kapayang, Hamak Timur itu. Di sela-sela kesibukannya, sang istri, Ny Masriyah, mengaku sangat terpukul dengan musibah yang menimpa bungsunya.

Dikisahkan, Senin pagi, dirinya sedang mencuci di belakang rumah. Sedangkan Andi beserta Sani, Shinta Maryam, Ari, Abidin, dan Eka, bermain-main di pinggiran sungai. Jarak rumahnya dengan bantaran sungai sekitar 80 meter.

Karena kondisi arus deras, ia sempat dua kali mendatangi anaknya dan kemudian pulang lagi untuk melanjutkan bekerja. "Saat saya datangi kali kedua, mereka masih main di pinggiran sungai bahkan belum menceburkan diri," ungkapnya.

Namun nahas, sekitar pukul 09.00 Wita ketika ia kembali mendatanginya, para bocah itu sudah tak terlihat, kecuali Ari (4) yang didapatinya sedang menangis di pinggir sungai.

Seribu kekhawatiran menaungi kepalanya. Apalagi ia merasakan aliran sungai telah pasang. Dengan refleks ia menarik tubuh Ari ke daratan agar tak terseret arus. Kepada sang bocah, ia kemudian menanyakan segala sesuatu yang terjadi sebelumnya.

Dari cerita Ari itulah, ia mendapat cerita bahwa rekan- rekannya, terutama Andi, Shinta dan Sani terbawa arus sungai. Tanpa berpikir panjang, Ny Masriyah langsung ikut menceburkan diri ke sungai untuk mencari anaknya yang hilang. Ia berenang di sepanjang aliran sungai di kampung setempat hingga kemudian sempat menemukan sesosok mayat bocah yang mengapung.

Sesosok jasad bocah itu kemudian dibawanya ke daratan. Saat dibalik ternyata itu mayat Shinta (3), anak tetangganya. "Saat itu tak ada orang yang tahu kejadianya kecuali saya, lalu saya letakkan lagi jasad Sinta di tepi sungai dan kembali berenang," terangnya.

Sampai tiga kilometer ia menyusuri sungai, namun tak kunjung menemukan anaknya. Masriyah hampir saja pingsan akibat kelelahan. Ia kemudian naik ke daratan dan memberitahukan kabar tersebut ke warga lain.

Dari siang hingga malam sebagian besar warga ikut terjun ke sungai mencari keberadaan para bocah. Warga yang dibantu polisi kemudian menemukan Sani (3,5) dan terakhir, Andi pada tengah malam.

Suka Digendong

Hati Ny Masriyah bertambah hancur ketika mengingat kelincahan Andi selama ini. Apalagi anaknya ini memang dekat dengannya dan sering minta digendong.

"Dia belum bisa renang apalagi dia selalu sama saya kalau keluar kecuali pada hari itu," cerita Masriyah.

Karena itulah saat jenazahnya ditemukan, pakaiannya masih lengkap menempel di badan. Berbeda dengan tubuh dua korban lainnya, Sani dan Sinta, mereka dalam keadaan telanjang. Andi diduga hanya ikut-ikutan menceburkan diri ke sungai padahal dia belum pernah melakukannya.

Ny Masriyah mengaku sempat menerima firasat dari anaknya. Waktu itu bungsunya ini berkata, kalau Andi nanti mati, ibu akan punya anak lagi. Namun, kala itu Ny Masriyah tak mengerti maksudnya. Sampai akhirnya Andi meninggal, kata-kata itu masih terngiang di telinga.

Andi yang lahirkan 23 Juni 2003, merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Anak bungsunya itu juga belum kesampaian untuk difoto sebagai album keluarga. "Kami tak punya fotonya kecuali ada foto Andi waktu ada keluarga pengantinan di Sungai Raya HSS, tapi di rumah kami tak ada foto dia," kata Mahyuddin menimpali. ahmad arya

No comments: