Langkat, Kompas. Senin, 08 Januari 2007
- Pengungsi yang kehilangan rumah akibat banjir bandang di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mempertanyakan ketegasan pemerintah mengenai rehabilitasi tempat tinggal mereka.
Suminem (52), warga Dusun Aras Napal Kiri, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, yang mengungsi di Pante Tekong, misalnya, mengatakan, ingin segera kembali ke rumahnya. Namun, hal itu tidak mungkin karena rumahnya hanyut terbawa air.
"Mau kembali ke rumah, rumahnya sudah tidak ada. Barang-barang juga tidak ada yang selamat. Mau ke mana lagi sekarang ini," ujarnya.
Suminem menuturkan, saat terjadi banjir bandang yang menimpa hampir seluruh wilayah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam itu, dia hanya bisa menyelamatkan diri.
Misliadi, warga dusun yang sama, menyatakan, sebagian besar rumah penduduk yang ada di lokasi itu hanyut oleh banjir bandang. Sebagian rumah yang masih ada rusak berat sehingga tidak layak untuk dihuni kembali.
Kepala Dusun Aras Napal Kiri, Giat Sitepu, menyatakan, setidaknya 90 persen dari 67 rumah yang ada di wilayah kerjanya hanyut dan rusak berat. Dia meyakinkan bahwa rumah-rumah tersebut tidak layak huni lagi karena tingkat kerusakannya tinggi. (mhd)
Friday, March 02, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment