Tuesday, March 06, 2007

Lalu Lintas Sebagian Jakarta Lumpuh

Sabtu, 27 Januari 2007

Banjir Landa Beberapa Kawasan di Ibu Kota

Jakarta, Kompas - Hujan lebat yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya selama empat jam pada

Jumat (26/1) dinihari, menyebabkan banjir di sebagian Ibu Kota. Beberapa ruas jalan

terendam, sehingga lalu lintas di sebagian Jakarta lumpuh. Kemacetan sejak pagi hingga siang

terjadi di banyak lokasi.

Banjir juga menyebabkan sekitar 600 rumah di enam kawasan di Jakarta, terendam air dengan

ketinggian air bervarasi, antara 30 sentimeter sampai satu meter lebih.

Data di Crisis Center DKI Jakarta, menyebutkan, kawasan yang terendam banjir adalah di

Kelurahan Grogol Utara (Jakarta Selatan), serta Kelurahan Rawa Buaya, Kedaung Kali Angke,

Kedoya Selatan, dan Tanjung Duren Utara (kelimanya di Jakarta Barat). Banjir terjadi pada

pagi hari dan mulai surut siang hari.

Menurut Camat Grogol Petamburan Rustam Effendi, banjir di Kelurahan Tanjung Duren Utara yang

mencapai kurang lebih 50 sentimeter disebabkan oleh meluapnya Kali Sekretaris dan mampetnya

saluran-saluran drainase di kawasan itu. Kawasan itu tergolong kawasan yang rendah dan akan

tergenang jika terjadi hujan lokal.

Masyarakat sempat menyelamatkan diri ke kawasan yang lebih tinggi tetapi tidak sampai

mengungsi ke posko pengungsian Gelanggang Olah Raga Kecamatan Grogol Petamburan. Banjir

diperkirakan merendam sekitar 150 rumah di kawasan itu.

Lurah Kedoya Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Sugeng, mengatakan, luapan Kali Sekretaris juga

menggenangi sekitar 100 rumah di RW 05. Tidak berfungsinya pompa pada malam hari membuat

luapan sungai tidak dapat dibuang. Banjir segera surut di pagi hari ketika pompa air

difungsikan kembali.

Sementara itu, Hariadi, warga RW 04 Grogol Utara, mengatakan, luapan Kali Grogol menggenangi

permukimannya sampai setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar 80 sentimeter. Banjir yang

terjadi sejak pagi itu membuat masyarakat tidak dapat beraktivitas.

Banjir juga sempat menggenangi Jalan Palmerah Barat sehingga menimbulkan kemacetan panjang.

Sekitar 200 rumah di RW 04, RW 05, dan RW 11 terendam akibat luapan Kali Grogol. (eca)

Di Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, dan Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan

Grogol Petamburan, ratusan rumah warga terendam banjir gara-gara tanggul di Kali Sekretaris

dan Kali Gendong jebol. Meluapnya dua sungai itu terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak

pukul 01.00 hingga 03.00.

Genangan di kompleks perumahan Green Ville yang berada di lingkungan RW 09 Kelurahan Duri

Kepa bahkan mencapai semeter lebih. Warga yang hendak ke luar rumah terpaksa menyewa gerobak

dorong dengan tarif Rp 20.000.

"Dengan gerobak ini, sehari-hari saya memulung, penghasilannya tidak seberapa. Tapi dengan

menarik gerobak dorong ini, saya memperoleh rejeki lumayan lah, meski belum tentu setahun

sekali," kata Asep, pemulung, pemilik gerobak.

"Setelah banjir besar tahun 2002, baru kali ini terjadi lagi banjir besar," kata Lina, warga

Blok L perumahan itu.

Mengomentari soal jebolnya tanggul, penasihat RW4 Kelurahan Tanjung Duren Utara mengatakan,

"Departemen Pekerjaan Umum ceroboh membuat tanggul. Besi delapan milimeter yang biasanya

digunakan untuk membuat selokan digunakan untuk membuat tanggul".

Menurut dia, seharusnya besi yang digunakan, sekurangnya bergaris tengah 17 milimeter.

"Jadi, sudah besinya cuma delapan milimeter, jarak antar besinya pun lebih dari 30

sentimeter. Padahal seharusnya jarak terjauh 20 sentimeter," jelasnya kepada Walikota Jakbar

Fadjar Panjaitan dan rombongan yang meninjau tanggul yang jebol itu, Jum'at (26/1).

Untung mengetahui tanggul jebol ketika ia bersama sejumlah warga memeriksa arus genangan air

yang mulai deras di sekitar rumah mereka. Pukul 2.30, ia dan warga lainnya kemudian

memeriksa tanggul.

Camat Grogol Petamburan, Rustam Effendi mengatakan, tanggul yang jebol mengakibatkan 477

kepala keluarga (KK) kebanjiran. Lurah Kedoya Utara, Ali Maulana menambahkan, warganya di

lingkungan RW1, 2, dan 8, kebanjiran. "RW1 sebanyak 240KK, RW2 520KK, RW8 1.050KK. Totalnya

6.100 jiwa," tuturnya.

Akibat banjir di kawasan Jakbar, lalu lintas di sebagian ruas jalan seperti di Jalan

Panjang, Meruya Ilir, Tanjung Duren Raya, Tubagus Angke dan Daan Mogot, macet. Perjalanan

dari Jalan Tomang Tangerang ke Tomang berjarak enam kilometer yang umumnya bisa ditempuh

dalam waktu 15 menit, Jum'at kemarin harus ditempuh dalam waktu tiga jam.

Jaksel Terkendali

Kordinator Pengendalian Air Jakarta Selatan Haryo Sukamto yang dihubungi menjelaskan,

kondisi ketinggian air di Jakarta Selatan masih normal.

"Banjir di wilayah selatan hanya berupa genangan selepas hujan kemarin di Kali Pesanggrahan

di sekitar Komplek Deplu-Bintaro," ujar Haryo.

Selain itu sempat terjadi banjir di Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama dekat

Kali Pluis dan Kali Grogol.

Untuk mengurangi ancaman dan dampak banjir malam ini Suku Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan

Jakarta Selatan membersihkan sampah menggunakan ekskavator di Jembatan Kalibata, sekitar

pukul 23.00 WIB. Saat ini terdapat tumpukan sampah dan rumpun bambu yang menghambat aliran

air di kolong jembatan tersebut. (win/ong)

Ketinggian Air di Pintu Air Manggarai Terus Naik, Lima Kawasan Waspada Banjir

jakarta, kompas Ketinggian air di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat sejak pertengahan pecan

ini cenderung naik karena hujan lebat yang terus turun di Jakarta dan Bogor. Saat ini,

ketinggian air telah mencapai 700 peil Priok dan diperkirakan akan terus naik. Akibatnya,

lima kawasan dinyatakan waspada banjir.

"Kelima kawasan waspada banjir, yaitu Jatinegara, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Kebon Baru,

dan Bidara Cina. Di Kampung Pulo, sekarang telah mulai ada genangan," kata Kusharyanto,

salah satu dari empat penjaga Pintu Air Manggarai, Jumat (26/1).

Menurut Kusharyanto, meski ketinggian air terus bertambah, tetapi saat ini Manggarai masih

berstatus tingkat siaga IV. Dalam kondisi ini, menjadi kewajiban mantra pintu air dan

petugas rumah pompa sebagai pengendali. Penjaga pintu air wajib menerima laporan dan

mencatat kondisi hulu sungai serta situasi terkini Manggarai untuk dilaporkan rutin kepada

Posko Banjir DKI Jakarta.

Berdasarkan ketinggian airnya, jika mencapai 850 peil Priok (PP), tingkat kewaspadaan

dinaikkan menjadi siaga III, ketinggian 850 - 950 PP siaga II, dan lebih dari 950 PP siaga I

yang berarti terjadi banjir besar. Peil Priok adalah satuan ketinggian yang dihitung dari

permukaan laut di Tanjung Priok.

Data dari Posko Banjir DKI Jakarta, terdapat 31 daerah rawan genangan yang terbagi dalam

tiga lokasi pos pengamatan. Pos Pengamatan Cipinang Hulu, jika air sudah melebihi ketinggian

150 sentimeter, tujuh kawasan, yaitu Kampung Rambutan, Ciracas, Pasar Cibubur, Halim Perdana

Kusuma, Kebon Nanas, dan Pulo Maja di Jakarta Timur bakal tergenang.

Ketujuh kawasan di Jakarta Timur itu akan mendapat luapan air dari aliran Kali Cipinang.

Sekitar 4,5 jam setelahnya, air akan sampai di pintu air Pulo Gadung.

Pos Pengamatan Sunter Hulu, jika air telah mencapai 140 sentimeter, 11 kawasan di Jakarta

Timur dan Jakarta Utara akan banjir, yaitu Cipinang Indah, Cipinang Muara, Cipinang Melayu,

Cipinang jaya, Pulo Nangka, Pulo Mas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading, Sunter

Timur Kodamar, Jalan Yos Sudarso, dan Rawa Badak, Tugu, Lagoa. Ke-11 kawasan tersebut

mendapat luapan air dari Kali Sunter dan sekitar empat jam setelahnya, luapan air akan

sampai ke PA Pulo Gadung.

Pos Pengamatan Depok, jika air di atas 200 sentimeter, 13 kawasan di Jakarta Selatan, Timur,

dan Pusat akan tergenang. Ke-13 kawasan tersebut, yaitu Pengadegan, Kalibata, Rawa Jati,

Gang Arus, Kebon Baru, Bukit Duri, Bidara Cina, Kampung Melayu, Matraman Dalam, Kali Pasir -

Kwitang, Jati Pinggir, Jati Pulo, dan Tomang Rawa Kepa.

Ke-13 kawasan tersebut akan mendapat luapan air dari Kali Ciliwung dan enam jam setelahnya

air akan mencapai PA Manggarai. Dari PA Manggarai, air dapat dialirkan melalui PA Istiqlal

dan Banjir Kanal Barat. (nel)

Katulampa Normal

Semetara dari Bogor dipastikan kondisi debit dan ketinggian air di Bendungan Ciliwung

Katulampa Bogor,masih normal. Kepala bendungan tersebut, Andi Sudirman, mengatakan,

ketinggian air pada Jumat sore memang sempat naik menjadi 50 sentimeter, namun itu pun masih

kondisi normal.

"Jumat pagi sampai pukul 14.00, ketinggian hanya 30 sentimeter. Dari pukul 14.00 sampai

pukul 15.00 naik menjadi 40 sentimeter. Pada pukul 15.00 sampai 16.00 naik lagi menjadi 50

sentimeter. Sekarang ketingian sudah turunlagi menjadi 40 sentimeter, " kata Andi yang

dihubungi per telepon sekitar pukul 20.15.

Menurut Andi, sepanjang Kamis malam di kawasan Kota Bogor gerimis dan di kawasan hulu Sungai

Ciliwung mendung. "Saat ini dari sore Kota Bogor juga hanya mendung-mendung saja. Hujan

hanya turun wilayah hulu, di wilayah Kabupaten Bogor yang dekat dengan Depok dan di wlayah

Depok sendiri," katanya. (RTS)

No comments: