Kamis, 01 Februari 2007
Yogyakarta, Kompas - Hujan deras sekitar 1,5 jam di sekitar puncak Merapi, Rabu (31/1) sore, kembali menyebabkan aliran lahar di alur Kali Gendol, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta, dan di alur Kali Woro, Klaten, Jawa Tengah.
Aliran lahar sempat terhenti beberapa minggu karena cuaca panas. Kalau ada pun, biasanya volumenya kecil sekali.
Di Kali Woro lahar menimbun sebuah truk pengangkut pasir yang tengah mengisi muatan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Semua penambang pasir dan pengemudi berhasil naik ke atas tebing sebelumnya.
"Di lokasi ini ada beberapa truk. Yang lain langsung naik begitu tahu ada aliran lahar dari kejauhan. Truk terakhir tidak sempat menghindar. Saat itu pengemudinya masuk ke kabin ruang kemudi kendaraan lain dan meninggalkan truknya," ujar Paimin, seorang penambang pasir.
Lahar menghentikan pembangunan sabo (dam) di Kali Gendol yang baru beberapa hari mulai dikerjakan kembali. Karena faktor cuaca, pembangunan sempat terhenti sekitar satu bulan.
Aliran lahar yang berlangsung sesaat tidak banyak memengaruhi aktivitas penambangan pasir di kedua sungai tersebut. Penambang dan truk banyak yang turun kembali ke dasar kali begitu volume aliran air bercampur debu dan pasir menyusut.
Lava pijar
Saat ini Merapi masih sesekali meluncurkan lava pijar. Setelah hujan reda, sekitar pukul 14.21, terjadi luncuran awan panas jarak pendek, sekitar satu kilometer ke arah Kali Gendol.
"Guguran lava pijar masih terjadi. Fenomena ini terlihat cukup jelas saat malam," ujar petugas di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PPGM) Kaliurang Heru Suparwaka.
Asisten Perencanaan Proyek Merapi Suroso yang diminta konfirmasinya membenarkan, pihaknya mulai melanjutkan kembali pembangunan dam di alur Kali Gendol. Prioritas pembangunan adalah dam C13 di sisi hilir kali. Untuk dam GE-D3 dan GE-D4, akan dilanjutkan kemudian.
"Kami mendapat informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika bahwa cuaca di sekitar DIY masih berubah-ubah. Sementara pembangunan dam sangat bergantung pada cuaca," ujarnya.(WER)
No comments:
Post a Comment