Minggu, 21 Januari 2007
YOGYAKARTA, KOMPAS - Selama dua hari berturut-turut, wilayah Daerah Ibu Kota Yogyakarta tiga kali diguncang gempa bumi. Getaran gempa ini bahkan terasa hingga ke Klaten, Jawa Tengah. Warga pun sempat dibuat panik karenanya.
Gempa pertama terjadi hari Jumat (19/1) sekitar pukul 09.44 dengan kekuatan 5,7 skala Richter. Pusat gempa dilaporkan berada pada koordinat 109,69 Bujur Timur (BT) dan 10,25 Lintang Selatan (LS), lebih kurang 272 kilometer arah barat daya dari Kota Yogyakarta.
Pusat gempa berada cukup dangkal, yaitu pada kedalaman 30 kilometer di bawah permukaan laut, tetapi tidak berpotensi memicu gelombang tsunami. Terbukti, menurut pengamatan tim SAR Bantul, tidak terjadi perubahan ketinggian muka air laut secara signifikan.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, getaran gempa ini dirasakan bervariasi. Di wilayah Bantul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta, gempa terasa pada skala III Modified Mercalli Intensity (MMI). Sedangkan di wilayah utara, seperti Sleman dan Klaten, hanya sekitar II MMI, atau bahkan tidak terasa sama sekali.
Gempa kedua terjadi pada keesokan pagi sekitar pukul 05.56. Kekuatan gempa ini lebih kecil, yaitu 3,4 skala Richter dan ter- jadi pada koordinat 110,2 BT dan 8,00 LS. Titik episentrum diperkirakan berada di bibir pantai pada kedalaman sekitar 10 kilometer.
Gempa ini sempat membuat warga di Bantul dan sekitarnya panik. Penyebab utamanya adalah waktu terjadinya getaran hampir sama seperti saat gempa pada 27 Mei. Selain itu, karena pusat gempa di darat, getarannya terasa lebih hebat dibandingkan dengan gempa yang terjadi pada hari Jumat.
"Saya panik sekali. Warga lain juga demikian. Kami semua lari berhamburan keluar rumah. Banyak warga yang ada di luar rumah tidak mau masuk ke dalam meski gempa sudah reda," ungkap Nardi, Kepala Dusun Nogosari, Selopamiro, Imogiri, Bantul.
Sekitar lima jam kemudian, getaran gempa kembali terjadi. Kali ini kekuatan gempa sekitar 2,7 skala Richter dengan koordinat lokasi episentrum 110,08 BT dan 8,05 LS. Meskipun demikian, gempa hanya dirasakan di wilayah Bantul dan sekitarnya, tidak sampai ke Kota Yogyakarta maupun wilayah-wilayah lain di bagian utara.
Gempa normal
Menurut keterangan yang diperoleh dari Kepala Seksi Da- ta dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Yogya- karta, Tiar Prasetya, gempa kali ini merupakan gempa tektonik biasa.
Jika dilihat dari frekuensi munculnya getaran dan besaran kekuatannya, ketiganya masih dapat dikategorikan sebagai gempa normal. (AB2)
No comments:
Post a Comment