Rabu, 31 Januari 2007
Jakarta, kompas - Sungai Ciliwung meluap di sebagian wilayah DKI Jakarta. Akibat banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat, itu, lebih dari 1.050 warga Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, terpaksa meninggalkan rumah mereka, Selasa (30/1). Di kawasan itu, ketinggian air mencapai hingga 2 meter. Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam itu.
Di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, lebih dari 800 warga juga mengungsi di Sekolah Santa Maria, Rumah Sakit Hermina, dan tiga masjid. Warga meninggalkan rumah karena permukaan air sudah mencapai loteng rumah, tempat mereka biasanya mengungsi.
"Air mulai masuk pukul 05.30, tetapi kami semua sudah waspada karena sejak malam sudah diberi tahu air di Depok sudah sangat tinggi," kata Taufik Hidayat, Ketua RW 02, Kampung Arus, yang juga korban banjir.
Warga mendapat tiga kali pemberitahuan dari petugas pintu air Depok. Pertama, pukul 20.30 air mencapai 170 sentimeter (cm), lalu beberapa saat kemudian 280 cm, dan terakhir pukul 02.00, air mencapai ketinggian 340 cm. "Begitu diumumkan, kami semua langsung siaga dan begadang. Kami perkirakan air tiba empat sampai lima jam kemudian, dan benar. Air datang setelah shalat subuh," ujarnya.
Di Kampung Arus, ratusan motor berjajar memenuhi sepanjang gang. Motor-motor itu milik warga yang diselamatkan dari banjir.
Di RT 08, permukaan air mencapai setinggi dada orang dewasa, sementara di RT 12 mencapai 170 cm hingga 2 meter. "Ini banjir keempat yang masuk ke rumah selama Januari. Ini yang tertinggi," kata Husni, Ketua RT 12.
Ketika Kompas tiba di Kampung Arus, bantuan sudah mulai berdatangan, di antaranya dari Palang Merah Indonesia berupa 250 nasi kotak. Tenda untuk keperluan mengungsi juga sudah didirikan.
"Warga juga sudah membuat perahu secara swadaya dari gabus putih yang diberi papan. Ini untuk berjaga-jaga jika ada warga yang terjebak. Soalnya, kalau mengandalkan perahu karet, proses pertolongan tentu lama sekali," ujar Sofyan, Ketua RT 10.
Jakarta Selatan
Sebagian Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, dan Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, juga terendam banjir hingga setinggi 2 meter sejak Selasa dini hari. Menjelang Selasa petang, air surut, tetapi sebagian besar warga belum diizinkan kembali ke rumah masing-masing.
"Ini banjir kiriman akibat hujan di daerah Bogor. Sejak tengah malam saya sudah mendapat informasi dari Pak Lurah yang kemudian diteruskan kepada warga untuk bersiap-siap. Ternyata banjir datang pukul 03.00 dini hari. Sekitar 50 rumah terendam air setinggi 2 meter," ujar Ketua RT 05 RW 05 Mat Cani.
Warga pun mengungsi ke Kantor Kelurahan Pejaten Timur. Namun, ujar Mat Cani, warga korban banjir belum menerima bantuan apa pun.
Akibat derasnya air, satu rumah di bantaran Sungai Ciliwung nyaris roboh. Satu rumah lain sebagian temboknya hancur diterjang banjir.
Banjir juga melanda Kelurahan Rawajati, Pancoran, mengakibatkan sekitar 238 keluarga atau sekitar 900 jiwa mengungsi ke Puskesmas dan Kantor Kelurahan Rawajati.
Siaga III
Pintu air di Manggarai, yang mengalirkan air ke Banjir Kanal Barat, kemarin dibuka penuh. Hal itu dilakukan karena ketinggian air telah 800 cm. Ketinggian itu memastikan bahwa enam kawasan di Jakarta telah banjir.
"Ketinggian puncak pada pukul 13.00-16.00 mencapai 825 cm dan Selasa pukul 18.00 turun menjadi 810 cm. Status siaga III tetap diberlakukan karena curah hujan di daerah Bogor dan Depok masih tinggi," kata Parjono, penjaga Pintu Air Manggarai, Selasa malam.
Ketinggian air di Pintu Air Depok kemarin sebenarnya cenderung turun, yaitu 150 cm, turun drastis dibandingkan dengan ketinggian air Senin malam yang mencapai 320 cm. Di Katulampa, Bogor, ketinggian air menyusut dari 150 cm menjadi 50 cm.
Berdasarkan data Crisis Center DKI Jakarta, banjir melanda 11 kawasan di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Ketinggian air bervariasi, antara 30 cm dan 2,6 meter, serta menggenangi sekitar 1.000 rumah dan memaksa 895 orang mengungsi ke posko pengungsian terdekat.
Kawasan yang tergenang banjir itu adalah Kelurahan Kampung Melayu, Cawang, Bidara Cina, Cililitan, dan Balekambang di Jakarta Timur. Di Jakarta Selatan banjir terjadi di Kelurahan Rawajati, Pengadegan, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, dan Pejaten Timur.
Sumatera Selatan
Banjir terjadi pula di tiga kabupaten Sumatera Selatan, yakni Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan Ogan Komering Ilir (OKI). Selain merendam ribuan hektar sawah serta merobohkan atau menghanyutkan rumah, banjir juga memperparah kerusakan jalan lintas tengah Sumatera.
Di Lahat, Sungai Kikim meluap dan menggenangi permukiman di Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur, terendam hingga 2,5 meter. Tidak ada korban jiwa, tetapi 11 rumah rusak dan hanyut. Di OKU Timur, luapan Sungai Komering, Sungai Macak, dan Sungai Belitang menggenangi ribuan hektar sawah hingga ketinggian setengah meter. Di Lempuing, OKI, banjir menggenangi 548 hektar sawah. (arn/nel/eca/ong/ wad/lkt/ita/zul)
No comments:
Post a Comment