Monday, December 25, 2006

Banua Enam Rawan Banjir

Sabtu, 09 Desember 2006 03:32:28
* Januari puncak musim hujan

Banjarbaru, BPost
Enam kabupaten di Banua Enam harus bersiap-siap menghadapi curah hujan tinggi, yang memungkinkan terjadi banjir. Stasiun Klimatologi (Staklim) Kelas I Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) di Banjarbaru memperkirakan potensi hujan akan lebih banyak terjadi dimulai dari Kabupaten Tapin.

Kemudian menuju Hulu Sungai Selatan (HSS), HST, Balangan dan Tabalong serta sebagian wilayah Kabupaten Banjar arah Utara, bergeser ke Kotabaru dan Batulicin. Kawasan tersebut berpotensi mengalami intensitas hujan lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Kalsel pada awal musim penghujan Desember ini.

Puncak hujan tinggi diperkirakan terjadi pertengahan Januari 2007. Mengenai kondisi cuaca Kalsel dan potensi terjadinya banjir di Tabalong dan HSU Forecaster Staklim I BMG Kalsel Irman Sonjaya, Jumat (8/12), mengatakan, perkiraan intensitas hujan di Banua enam dan daerah pesisir, pada puncak musim penghujan akan lebih dominan.

Kendati, awal musim penghujan sudah dimulai sekarang ini, hal itu belum dapat ditangkap maksimal. Pola angin cukup signifikan tersebar di enam Kabupaten di Hulu Sungai, Batu Licin dan Kotabaru kian menguatkan perkiraan Staklim BMG.

"Hujan saat ini memang masih belum merata. Cuma karena pola anginnya pada posisi konvergensi sebarannya mengarah di dua daerah itu, saya yakin bagian Utara Kalsel dan daerah pesisir berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi," jelas Irman.

Dari analisa data dikumpulkannya, sebaran angin secara otomatis membawa daerah itu diperkirakan dalam kategori rawan, dibandingkan daerah lainnya di Kalsel. Intensitas curah hujan di bagian Utara Kalsel dan pesisir bisa jadi akan mencapai 10 mililiter dalam 24 jam.

Dijelaskan, musim penghujan akan mencapai puncaknya pada pertengahan Januari. Saat itu, kawasan rawan bakal menemui hujan terus menerus selama empat hari berturut-turut dengan durasi bermacam-macam. Irman mengaku pesimis bakal terjadi hujan hebat seperti Desember 2005 lalu, yang intensitasnya sampai diatas 200 mili, karena hal itu belum ditemui.

Catatan Staklim pada dekade pertama Desember 2006, hujan paling deras hanya mencapai 14 mili. Iklim global kata Irman memang signifikan berpengaruh pada suhu di Kalsel. Topan Durian yang telah hilang di atas kepulauan Indonesia serta merta menghilangkan hawa panas di negeri ini, termasuk di Kalsel.

Sebagian wilayah telah tersapu hujan, namun BMG sempat menangkap gejala alam lain muncul di atas Irian, tepatnya di sekitar Pasific. Hingga saat ini, hal itu belum dapat ditentukan apakah ini akan berpengaruh atau tidak. niz

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: