Kamis, 19 Oktober 2006 01:12:39
"SAYURNYA bu?" tanya Parmi, seorang pedagang sayur di Pasar Kamaratih, kepada seorang pembeli yang lewat, sambil melipat kain lusuh yang baru saja ia pakai menutup hidung dan mulutnya.
Sambil menata tumpukan sawi di hadapannya suaranya yang serak kian tak terdengar. Sebaliknya, yang muncul terdengar keras adalah batuknya yang berkepanjangan. "Aduh, asapnya," ucapnya lirih ditingkahi suara batuknya.
Parmi adalah salah satu warga Landasan Ulin yang harus menderita dan langsung terkena dampak kabut asap, yang menyerang Landasab Ulin sebulan terakhir. Kesehatannya tergadaikan karena asap.
Perempuan paruh baya ini bisa dibilang paling banyak bergelut dengan asap di pagi hari. Lihat saja, saat sebagian orang masih terlelap ia sudah memancal sepeda kumbangnya ke sentra sayur di Banjarbaru ini untuk berdagang sayur.
Padahal, pada saat yang sama ia harus berlomba dengan asap yang tak tanggung-tanggung menyerang dengan kepekatan yang sangat tinggi.
Terakhir ia merasakan lebih cepat lelah. "Sekarang jadi lebih cepat lelah mbak. Padahal, jualan nya sudah saya kurangi, gak terlalu pagi lagi, sudah agak siangan saya ke pasar. Asapnya itu lho, tetap saja bikin saya batuk-batuk dan pilek gak selesai-selesai" ujar Parmi dengan dialek kental Jawa.
Hal yang sama juga diakui oleh warga Landasan Ulin lainnya.
Sutrimo misalnya. Wajahnya, terlihat pucat. Warga Kompleks Borneo Landasan Ulin ini terlihat kuyu. Tak seperti biasa, anggota DPRD Kota Banjarbaru dari Fraksi PKS ini hanya banyak duduk diam di kursinya di Komisi II.
Bukan karena tengah menjalankan ibadah puasa, lantas lemas seperti itu. Namun, asap lah yang menyebabkannya kondisi kesehatannya diakui cukup drop selama beberapa pekan terakhir ini.
"Ini batuk-batuk terus. Nafas juga susah. Asapnya minta ampun bikin kesehatan menurun, makanya banyak istirahat saja," ucapnya sambil mengusap obat gosok ke sekitar organ pernafasan di tubuhnya.
Wajar jika kemudian Dinkes Kota Banjarbaru menemukan rekap data di Puskesmas dan pusat layanan kesehatan lainnya mengalami lonjakan kunjungan Infeksi Pernapasan Akut yang sangat drastis. Dibandingkan Agustus tadi, lonjakan selama September hingga menjelang akhir Oktober ini bisa mencapai dua kali lipat.
"Kenaikan ISPA, 100 persen ya peningkatannya. Pnemonia dan Influenza yang Agustus 323 September saja sudah 721. Juga dengan Influenza, dari 187 jadi 648," terang Kadinkes Kota Banjarbaru, Hj dr Nurleny Saleh.niz
Copyright © 2003 Banjarmasin Pos
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment