Jumat, 06 Oktober 2006 02:36:07
Banjarbaru, BPost
Tidak hanya Pemprov Kalteng saja yang meminta hujan buatan, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin pun minta wilayahnya kebagian hujan buatan guna menanggulangi kabut asap akibat pembakaran lahan.
Ditemui usai mengikuti upacara HUT ke-61 TNI di Pangkalan TNI AU Syamsudin Noor Landasan Ulin Banjarbaru, Kamis (5/10), Rudi mengatakan meski relatif paling aman ketimbang provinsi tetangga di Kalimantan, hujan buatan tetap saja diperlukan guna meminimalisir kabut asap di daerah ini.
"Tentu saja kita juga harus kebagian, terutama untuk wilayah Gambut dan sekitar Taman Hutan Raya (Tahura) di Mandiangin. Pesawatnya kan dari sini berangkatnya," ujar Rudy Ariffin.
Pemprov secara resmi telah meminta kepada pemerintah pusat melalui Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta (BPPT) untuk meminta hujan buatan di wilayah yang rawan asap.
Kabut asap yang menyelimuti kawasan Gambut dan sekitarnya memang semakin pekat. Dari pantauan BPost, mulai dari Km 14 hingga Km 17 Gambut, di kanan dan kiri jalan masih banyak lahan kosong yang terbakar.
Kebakaran rumput dan semak cenderung tak terkendali. Itu terlihat dari rumput yang terbakar hampir menyentuh aspal jalan. Belum lagi semak yang terdapat di lahan kosong, hampir semuanya terbakar. Meski kobaran api tak terlihat, namun semak-semak yang terbakar terus menerus mengepulkan asap.
Pengguna jalan terutama yang berasal dari arah luar kota terpaksa menyalakan lampu meskipun waktu masih menunjukkan pukul 17.30 Wita, karena jarak pandang hanya berkisar 150-200 meter.
Para pengendara sepeda motor menutup rapat hidungnya dengan masker maupun sapu tangan, serta menutup rapat kaca helm mereka, terlebih ketika melewati kawasan sekitar SMPN 1 Gambut yang kondisi asapnya sangat tebal.
Asap semakin pekat menjelang waktu berbuka puasa. Tak banyak warga yang melakukan aktivitas diluar rumah, warung-warung makan yang banyak tersebar di pinggir jalan pun sepi pengunjung.
Dardi, warga RT 26 Gambut, mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Dirinya menyatakan sangat bersyukur karena sampai saat ini belum mengalami gangguan kesehatan.
Ketika disinggung mengenai hujan buatan, Dardi hanya bisa tersenyum. "Kalau memang bisa dilakukan kenapa pemerintah tidak melakukannya sejak dulu. Seluruh masyarakat kan sudah merasa terganggu dengan kondisi seperti sekarang,"katanya.
Senada dengan Dardi, Sofyan yang juga warga Gambut mengatakan, kabut semain parah ketika pagi hari, jarak pandang sangat pendek. Asap yang bercampur dengan embun, sangat tidak mengenakkan ketika dihirup. niz/dua/ck6/ck3
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
Saturday, October 14, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment