Saturday, October 14, 2006

Asap Palangka Bawa Maut

Selasa, 03 Oktober 2006 02:24:29

Palangka Raya, BPost
Kabut asap yang melanda Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat sudah dalam taraf membahayakan. Pendeknya jarak pandang, membuat kerawanan lalu lintas darat pun kian tinggi.

Tragedi menimpa Jumal (44) dan istrinya Sarsih (22), warga Basir Jahan, Palangka Raya, Kalteng, Minggu (1/10). Jumal, tewas setelah sepeda motornya menabrak sebuah bus antarkota di daerah Pulang Pisau, Jalan Trans Kalimantan Km5.

Sarsih pun mengalami luka berat dan kini dirawat di RSUD Dokter Doris Silvanus Palangka Raya.

Tabrakan terjadi karena jarak pandang akibat kabut asap hanya satu meter. Saat itu Jumal yang memacu kendaraannya di keremangan akibat kabut, tiba-tiba menabrak bus yang melayani trayek Buntok-Palangka Raya.

"Padahal, saya mengendarai bus dengan kecepatan hanya 20 km/jam. Tiba-tiba saya merasa ada yang menabrak dari belakang," tutur sopir bus, Jamberi.

Balutan kabut asap dalam tiga hari terakhir di Palangka Raya semakin pekat. Data citra satelit North Oceanic Atlantic Administration (NOAA), Senin (2/10), jumlah titik panas di Kalteng per 30 September dan 1 Oktober, berkisar antara 1.821 dan 2.219 titik.

Udara di Palangka Raya menurut data papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah sangat buruk. Jarak pandang pagi hari tidak sampai 100 meter. Pendeknya jarak pandang itu membuat Gubernur A Teras Narang was-was ketika berangkat ke kantor.

"Terpaan kabut asap benar-benar membahayakan. Saya tidak bisa melihat mobil lain di belakang dan di muka. Jarak pandang sangat pendek," ungkapnya.

Teras meminta pemerintah pusat segera membuat hujan buatan di daerahnya. Dia beralasan, metode bom air (water boom) yang sudah dilaksanakan seminggu terakhir, kurang efektif. "Pusat sudah setuju, dan akan segera turun. Satu atau dua hari ini sudah ada hujan buatan di Kalteng," paparnya.

Meluas

Jumlah titik api di Kalteng tercatat paling banyak dibanding dua provinsi lain yang juga memiliki banyak lahan gambut. Di Kalimantan Barat, jumlah titik api 640 buah sedangkan di Kalsel 74 titik.

Kebakaran lahan dan hutan masih terus terjadi di Kalteng. Kemarin, sekitar 30 hektare kebun karet milik warga di Jalanl Trans Kalimantan, Desa Anjir Km 11, Pulang Pisau, hangus terbakar. Api bahkan nyaris melahap kantor kehutanan yang masih dalam tahap penyelesaian.

Kepala Sub Dinas PPH Dinas Kehutanan Kalteng, Andareas Lempang angkat tangan terkait kebakaran lahan yang semakin meluas di wilayahnya. "Kita sudah mengerahkan pemadam, namun lahan gambut yang telah dipadamkan ternyata kembali membara," ujarnya.

Pekatnya kabut asap itu menyebabkan semua sekolah di Kalteng diliburkan selama satu minggu terhitung sejak Selasa (3/10) hingga Sabtu (7/10).

Kadis Kesehatan Kalteng dr Wildan mengimbau masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah . Dinkes secara khusus membagikan 25 ribu masker ke seluruh puskesmas di masing-masing kabupaten.

Larang Keluar Rumah

Meski titik api di Kalsel terbilang sedikit, namun kualitas udara di sejumlah kota sudah membahayakan. Gubernur Rudy Ariffin pun memperingatkan warganya agqr tidak keluar rumah selama kabut asap menutupi udara permukiman penduduk.

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya kabut asap di Kalsel tahun ini tergolong paling parah. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Rosehan Adhani, udara di Banjarmasin dan Banjarbaru sudah masuk dalam kategori tidak sehat alias berbahaya.

Buruknya udara telah meningkatkan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sekitar 4,5 persen untuk orang dewasa, dan anak naik 8 persen. Kabut asap di Banjarmasin disertai debu arang bekas pembakaran jerami menyebabkan mata perih dan mengganggu pernafasan. Jarak pandang hanya sekitar 10 meter pada pagi hari.

Kondisi terparah dialami kawasan Kecamatan Gambut, Kertak Hanyar, Landasan Ulin, hingga Banjarbaru, dan Martapura, Kabupaten Banjar.

Di Hulu Sungau Utara, kabut asap yang sudah dua hari menghilang, kemarin, kembali muncul. Bau menyengat disertai kelalatu --abu bekas pembakaran jerami-- beterbangan di udara. Jarak pandang di kota Amuntai hanya berkisar 200 meter, membuat lalu lintas di jalan ekstra hati-hati.

Asap tebal juga membalut Kabupaten Tanah Laut dengan jarak pandang berkisar 1 - 3 meter. Kondisi itu menyebabkan arus lalu lintas trans Kalimantan di Desa Pandahan Kecamatan Bati Bati lumpuh selama beberapa jam, Senin pagi.

Kabut asap pekat telah mengganggu aktivitas di Bandar Udara Syamsudin Noor. Seluruh jadwal keberangkatan terpaksa mengalami penundaan satu atau dua jam dari jadwal seharusnya.

Kondisi yahg sama terjadi di Kalbar. Balutan kabut asap tebal menyebabkan sejumlah pesawat batal mendarat di Bandara Supadio akibat jarak pandang terbatas. Kepala Angkasa Pura Cabang Supadio, Syamsul Bachri, mengatakan jarak pandang pada pukul 07.00 hanya 100 meter, sedangkan pada pukul 08.00 hanya sekitar 300 meter.

"Setidaknya dibutuhkan jarak pandang minimal 800 meter, agar dapat mendaratkan pesawat dengan selamat," katanya.

Sementara hampir seluruh pulau Sumatera telah dilabut kabut asap. Asap bekas pembakaran lahan dan hutan itu bahkan sudah mulai menyerbu Singapura dan Malaysia.

"Dari Singapura dan Malaysia dilaporkan asap mulai masuk meski baru berupa lapisan tipis. Jika tidak segera diatasi, kedua negara tetangga tersebut bakal diselimuti asap tebal pekan ini," kata Kepala Bapedalda Riau Khairul Zainal. ck1/tur/ck3/

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: