Radar Banjarmasin, Jumat, 6 Agustus 2010
BATULICIN - Ancaman banjir masih menghantui masyarakat Kecamatan Satui, khususnya yang berada di bantaran Sungai Satui. Pasalnya, curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari ini bisa mengakibatkan banjir susulan. Dari pantauan Radar Banjarmasin, debit air Sungai Satui mulai meninggi hingga merendam sebagian jalan lingkungan yang ada di Desa Satui Timur, Desa Sungai Danau dan Desa Persiapan Sinar Bulan.
Akibat meningginya curah hujan, membuat warga Kecamatan Satui, khususnya yang bermukim di bantaran Sungai Satui, cukup khawatir. Bagaimana tidak, banjir yang melanda, beberapa waktu lalu, mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang aman.
Agar tidak kecolongan, sejumlah warga ada yang memilih untuk mengamankan barang yang ada di rumah. “Dari pada basah semua lebih baik kalau barang yang ada di rumah kami ungsikan terlebih dahulu,” begitu cerita Aminah, warga Desa Sungai Danau, kepada Radar Banjarmasin, kemarin.
Kegiatan yang sama juga dilakukan oleh sejumlah warga yang bermukim di daerah bantaran sungai satui. Di daerah ini memang rawan banjir. “Sebagian kecil memang sudah ada yang mengungsi di tempat penampungan. Mereka khawatir terjadi banjir susulan,” ujar Abdul Hakim, salah satu tokoh pemuda di Kecamatan Satui, via telpon.
Sekadar mengingatkan, akibat banjir yang melanda Kecamatan Satui, beberapa waktu lalu, mengakibatkan 3198 KK dengan 9066 jiwa yang bermukim di 7 desa terpaksa mengungsi di tempat penampungan. Rinciannya, di Desa Sungai Danau (13 RT) ada 1281 KK dengan 3849 jiwa, Desa Satui Barat (3 RT) ada 124 KK dengan 493 jiwa, Desa Bukit Baru (6 RT) ada 81 KK dengan 330 jiwa, Desa Sinar Bulan (10 RT) ada 1332 KK dengan 3019 jiwa, Desa Jombang (3 RT) ada 66 KK dengan 251 jiwa, Desa Sekapuk (6 RT) ada 95 KK dengan 404 jiwa dan Desa Satui Timur (4 RT) ada 219 KK dengan 720 jiwa.
Ironisnya, bantuan yang diberikan kepada korban banjir sangat minim. Padahal, sudah menjadi rahasia umum kalau di Kecamatan Satui terdapat banyak perusahaan batubara. Sudah begitu, bantuan yang berada di posko induk tidak sampai ke tangan korban banjir. Bantuan tersebut hanya diberikan ke dapur umum, untuk selanjutnya di masak dan dibagi-bagikan kepada korban banjir yang berada di tempat penampungan. (kry)