Tuesday, September 08, 2009

Kawasan Banjir Banjar Baru 50% Dinormalisasi

Jumat, 5 Juni 2009 | 06:20 WITA

MARTAPURA, JUMAT - Beberapa Wilayah Kabupaten Banjar beberapa tahun terakhir sering menjadi langanan banjir. Bahkan, dari tahun ke tahun wilayah yang terkena meluas.

Parahnya, beberapa daerah yang sebelumnya belum pernah terkena banjir kini mulai dapat juga. Akibatnya, dikhawatirkan bakal terus meluas dari tahun ke tahun jika tidak diambil tindakan.

Menurut Kabid Perairan dan Pengairan Dinas PU Banjar, Imam Subarjo, salah satu penyebab banjir itu adalah makin menyempit dan dangkalnya sungai-sungai yang biasa menampung air hujan.

Dijeleskannya, ketika air hujan mulai tinggi intensitasnya, maka biasanya sungai menjadi penampungnya. Namun kini, sungaisungai yang ada banyak yang sudah tidak mampu melakukan salah satu fungsinya tersebut.

Untuk itu, tahun ini, pihaknya kembali melakukan normalisasi beberapa sungai yang ada di Kabupaten Banjar. Diharapkan, dengan tindakan itu bisa mengurangi dampak banjir tersebut.

Diungkapkannya, dari keseluruhan sungai yang ada, sepanjang 500 kilometer sungai perlu segera dinormalisasi. Pasalnya, itu bisa menyumbang potensi banjir.

Namun, lanjutnya, dari keseluruhan sungai yang perlu dinormalisasi itu, hanya sekitar 50 persennya yang sudah dinormalisasi dengan mantap.

Lantaran keterbatasan anggaran, maka sisanya dilanjutkan pada tahun berikutnya. "Anggaran untuk normalisasi sungai mencapai Rp 3 miliar dari DAK," katanya.

Menurutnya, sungai yang dinormalisasi itu bukan hanya di daerah yang sudah terkena banjir melainkan juga daerah yang belum merasakannya.

Hal itu dilakukan agar daerah yang belum merasakan banjir tidak mengalaminya. "Jangan samapi menunggu banjir dulu baru dinormalisasi," ujarnya.

Selain itu, fungsi normalisasi sungai itu untuk mendukung pertanian. "Dengan begitu air sungai yang tadinya mampet dapat lancar kembali mengairi sawah," katanya.

Dicontohkannya, beberapa daerah yang banyak dinormalisasi sungainya, Sungai Tabuk, Beruntung Baru dan Aluh Aluh. Namun, daerah lain juga banyak dilakukan normalisasi itu.

No comments: