Kamis, 14 Mei 2009 | 07:20 WITA
GEMURUH hujan disertai terjangan angin kencang membuat khawatir Dalamiah (50). Apalagi saat muncul cuaca buruk Selasa (3/5) siang kemarin, dia hanya seorang diri di rumah.
Semetara letak rumah sederhananya itu berada di kawasan terbuka, areal persawahan di Jalan Tatah Belayung RT 13 Banjarmasin Selatan sehingga sangat rentan disapu badai.
Suaminya yang dipercaya sebagai ketua RT setempat, kebetulan sedang berada di rumah tetangga untuk pertemuan RT. Sementara anaknya berada di pahumaan sekitar 100 meter dari rumahnya.
Saat terjangan angin makin kencang, Dalamiah pun kian dicekam was-was. Apalagi kondisi fisiknya masih sangat lemah pascaterserang stroke. Saat itu, dia berada di ruang tengah rumahnya. Tiba-tiba, rumahnya berguncang diterpa angin.
"Tiba-tiba ada bunyi menggelegar. Rumah saya langsung berguncang. Saya ketakutan setengah mati. Kejadian itu hanya berlangsung hitungan detik, tapi setelah itu atap rumah hancur," ucap Dalamiah.
Ditengah amuk puting beliung itu, dia hanya bisa pasrah dan berdoa. Ya, terjangan puting beliung itu menghancurkan atap dapurnya. Atap ruang tengah rumahnya juga ambrol. Beruntung dia selamat dari amukan puting beliung itu. Dia tidak mengalami cedera sedikit pun. Padahal saat itu dia sedang berada di ruang tengah. Dia duduk di bagian pojok ruang itu sehingga tak tertimpa runtuhan atap rumahnya.
Melihat angin menyapu rumahnya, sang anak yang berada di pahumaan berjarak sekitar 100 meter langsung berlari. Demikian juga sang suami. "Syukur alhamdulillah, kami selamat meski atap rumah hancur," ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan warga setempat, putaran angin sempat muncul bersamaan, lalu terpecah menjadi tiga titik yang bergerak dari arah Tatah Pamangkih Kertak Hanyar. "Untung titik angin itu menyebar, terpecah tiga. Kalau tidak, kekuatannya bisa lebih dahsyat," ucap Acid, warga setempat.
No comments:
Post a Comment