Kamis, 04 Oktober 2007
Banjarbaru, Kompas - Dari awal September hingga 3 Oktober, kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kalimantan Selatan diperkirakan sudah mencapai 1.000 hektar. Kondisi ini dinilai sudah mengkhawatirkan dan perlu perhatian serius dari semua pihak karena lokasi-lokasi yang terbakar semakin luas sebarannya dan sulit dikendalikan.
Hari Rabu (3/10), kebakaran lahan terjadi di wilayah Kota Banjarbaru. Dua regu petugas Manggala Agni dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan (Kalsel) kesulitan memadamkan kobaran api di lahan pertanian dan semak belukar di Desa Kariwaya, Karang Pacih, Kecamatan Landasan Ulin, dan Sungai Baru.
Amukan api yang berlangsung sekitar dua jam sejak pukul 11.00 itu telah menghanguskan daerah pertanian dan semak belukar di dua tempat tersebut mencapai 20 hektar.
Parahnya, kebakaran lahan beberapa hari ini juga sudah memunculkan kabut asap tebal yang mengancam kesehatan.
Kepala Daerah Operasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada BKSDA Kalsel Zulkarnaen mengatakan, dalam sebulan terakhir pihaknya sudah memadamkan kebakaran lahan dan hutan sebanyak 46 kali. Ada- pun daerahnya ada di Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tapin, Barito Kuala, Kota Banjarbaru, dan Banjarmasin, dengan total luas 460 hektar lebih.
Di Palangkaraya, kabut asap dari kebakaran lahan dan hutan sudah menurunkan kualitas udara di ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Palangkaraya Andrie Manurung me- nyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir kualitas udara sudah menurun dari baik menjadi sedang.
Ini terjadi seiring dengan terus meningkatnya jumlah titik panas dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan pantauan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), titik panas di Kalteng tanggal 27-29 September berturut-turut 41, 172, dan 278 titik. Pada 1 September naik lagi menjadi 286 titik.
Sumbagsel
Peningkatan jumlah titik api juga terjadi di Sumatera Selatan, dari 44 titik pada Senin (1/10) menjadi 366 titik pada hari Selasa (2/10) pukul 23.00.
Dari Jambi dilaporkan, para perambah kembali membakar lahan di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Pembakaran yang telah berlangsung tiga hari ini belum dapat dihentikan.
"Semalam tim kami berangkat menuju lokasi di TNBD. Mereka akan memadamkan api sekaligus mencari pelaku pembakaran," tutur Sekretaris Pusat Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Jambi Frans Tandipau. (ful/cas/wad/ita)